Minggu, 16 Maret 2014

(ori) MY BABY SISTER part 17 end



Pemain Utama :
Jeon Jae Eun (Puretty)
Jo Kwang Min (Boyfriend)
Pemain Pendukung :
Gyu Ri (Kara), Hye In (Puretty), Jeong Min (Boyfriend), So Yoo (Sistar), Dong Hyun (Boyfiriend), Hyo Jun (Ajax)
Romance
Part 17

Jae Eun segera mengambil ponselnya, alisnya bertaut memandang nomor yang tidak ia kenal. Jae Eun sedikit ragu-ragu untuk menerima panggilan telepon tersebut. Disana terlihat Hyo Jun mengantisipasi keadaan, dan bersembunyi lagi dibelakang Hye In. Jae Eun kemudian mengambil tempat agak jauh saat menerima panggilan telepon.

“Yeoboseyo.” Jae Eun mengangkat telepon.

“Mosi mosi…” orang diseberang menyapa Jae Eun. Jae Eun teringat dengan suara lembut yang menyapanya.

“O! Kotomi?” Jae Eun sedikit terkejut.

“Onee –san. Apa kabar?” tanya Kotomi.

“Kotomi, keadaan kakak sehat. Kotomi, bagaimana dengan Kotomi?”

“Kotomi sangat baik. Saat ini Kotomi sedang bersantai dan mencoba minuman baru dari teman.”

“Minuman baru? Nani-o?”

“Air madu.” Jawab Kotomi. Jae Eun menjadi teringat pada Kwang Min, biasa sepulang dari kantor Jae Eun selalu menyiapkan air madu untuknya. Jae Eun dan Kotomi berbincang selama sepuluh menit sebelum akhirnya sambungan telepon diputus.
 *****
 Hari ini adalah hari dimana panti sibuk telah tiba, semua bahagia menyambut kesibukan itu. Jae Eun mengantar orang-orang panti menuju bus yang sudah disediakan. Jae Eun pelan-pelan menuntun orang tua-orang tua yang ada di panti sampai masuk dalam bus.
Semua sudah berkumpul, tak ada satupun yang tertinggal. Bus itu mulai melaju menuju tempat berlangsungnya acara. Perjalanan cukup jauh dari panti, Jae Eun menemani orang-orang panti dengan naik bus bersama. Jae Eun duduk dengan tenang dikursi belakang.
RRRrrrr….. Ponsel Jae Eun bergetar, Jae Eun melihat siapa yang menelponnya.

“Hye In eonni.” Ucap Jae Eun ketika tahu yang menelponnya. “Yeoboseyo.”

“Jae Eun –ah…sampai dimana?” tanya Hye In ketika teleponnya sudah tersambung.

“Kita hampir sampai eonni. Ada apa?”

“Kau jangan lupa membawa cincin ibu kepala.” Hye In mengingatkan.

“Tenang eonni, cincin itu ada bersamaku,,,” tangan Jae Eun merogoh tasnya. “O! dimana?”

“Jae Eun –ah.. Ada apa?”

“Eonni, cincinnya….” Jae Eun panic.
 *****
 Cepat-cepat Jae Eun berlari menuju kamarnya dan mencari benda yang tertinggal. Dan ternyata benar, benda itu masih tergeletak rapi di atas meja dekat dengan ranjangnya. Jae Eun segera mengambil dan memasukkannya kedalam tas.
Jae Eun segera berlari lagi menuju jalan raya, karena dia turun sendirian dari bus untuk mengambil cicin yang penting dalam acara itu. Busnya dibiarkan tetap berangkat ke tempat acara. Langkah Jae Eun hampir sampai dekat jalan raya. Tapi tiba-tiba saja ia menghentikan langkahnya.

“Adik kecil ada apa?” tanya Jae Eun melihat anak kecil yang menangis.

“Aku tidak bisa menemukan oppa….” Jawab anak kecil dalam tangisnya. Memang dasar Jae Eun, disaat yang genting seperti itu ia masih sempat menolong orang lain. Jae Eun menemani anak kecil itu mencari oppanya. Jae Eun sesekali juga melihat jam tangannya, ia merasa masih ada waktu menemani anak kecil itu. Mereka sudah berada di taman, tempat pertama kali anak kecil itu berada.

“Dimana kalian tadi berpisah?” Jae Eun berjongkok dihadapan anak kecil itu.

“Aku lupa eonni, tadi aku mengejar kupu-kupu…” anak itu menangis lagi. Jae Eun mencoba menenangkan.

“So Min –ah!!” teriak anak laki-laki yang baru saja datang ditemani seorang dewasa. Anak yang dipanggil sangat bahagia karena oppanya telah menemukan dirinya. Anak laki-laki itu berada di dekat Jae Eun dan adiknya.

“Eonni, gamsahamnida…” ucap anak kecil itu sambil membungkukkan badan. “Aku sudah bertemu dengan oppa, terima kasih telah menolongku.” Jae Eun tersenyum.

“Noona gamsahamnida.” Kakak dari anak kecil itu juga mengucapkan terima kasih. Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan Jae Eun, mereka juga berterima kasih pada orang dewasa yang menemani anak laki-laki itu.
Jae Eun masih dalam posisi duduk jongkok, Jae Eun terpaku melihat orang dewasa yang menemani anak laki-laki itu. Orang itu mendekat pada Jae Eun, Jae Eun masih saja terpana. Orang itu mengulurkan tangannya.

“Bisakah kau menemaniku sebentar?” ucap orang itu, Jae Eun seperti dihypnotis menyambut uluran tangannya. Jae Eun menggengam erat tangan orang tersebut tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Mereka berjalan di jalan setapak taman, selama lima menit. Jae Eun memandang punggung orang itu tak percaya. Orang itu berbalik ke arah Jae Eun.

“Gomawo. Kau telah menemaniku.” Orang itu tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Jae Eun yang berdiri terpaku. Jae Eun menjadi teringat kejadian saat berada di bawah pohon. Ketika Kwang Min memeluknya setelah memberikan kotak.

“Jika kita bertemu, kau harus memanggilku dengan benar Jae Eun –ah…” bisik Kwang Min tepat ditelinga Jae Eun dan memeluk Jae Eun dengan erat.

Jae Eun mengerti perkataan itu sekarang. Hatinya bergejolak dan rasanya ingin teriak sekencang mungkin. Jangan pergi. Jangan pergi lagi. Oppa. Jae Eun ingin berteriak seperti yang ada dalam hatinya. Tak kuasa air matanya mengalir, tak sadar Jae Eun mendapat kekuatan darimana ia berlari ke arah orang itu dan memeluknya dari belakang.

“Oppa!” ucap Jae Eun ketika ia sudah mendapatkan orang itu dalam pelukannya. “Gajima. Jebal gajima.” Orang itu kemudian berbalik menghadap Jae Eun, menghapus air mata Jae Eun sambil menghela nafas.

“Aku benar-benar fustasi. Kenapa kau lama sekali memanggilku hah?!” Jae Eun senang mendengar nada bicara itu. “Sekarang aku disini. Apa yang akan kau lakukan? Oppa mu sudah disini.” Kwang Min benar-benar penasaran.

“Oppa. Mianhae, karena aku meninggalkanmu di taman waktu itu.” Jawab Jae Eun.

“Hanya itu?” alis Kwang Min bertaut, Jae Eun tersenyum, Kwang Min kecewa. “Aku menunggu satu tahun lebih hanya untuk mendengar ini?” Jae Eun menggeleng. “Lalu apa?” Jae Eun memegang wajah Kwang Min dengan kedua tangannya, sedikit berjinjit, ia mengecup salah satu pipi Kwang Min. Kwang Min seperti membeku karena perbuatan Jae Eun, pipi Jae Eun pun menjadi merah karena malu.

“Tapi Jae Eun –ah..hari ini kau menjadi orang yang tidak adil.” Ucap Kwang Min tiba-tiba membuat Jae Eun bingung. “Jika kau hanya mencium satu pipiku, bukankah yang lain akan iri.” Kwang Min sudah membungkukkan badannya dan menyodorkan pipinya yang lain pada Jae Eun. Jae Eun kemudian menuruti Kwang Min untuk memberikan kecupan pada pipi yang lain.
Tapi saat Jae Eun akan mengecup, tiba-tiba Kwang Min menoleh menghadap Jae Eun. Dan tepat sekali bibirnya bertemu dengan bibir Jae Eun. Jae Eun sontak terkejut, tapi dengan bahagia ia menerima ciuman Kwang Min.

“O!” ucap Jae Eun tiba-tiba saat bibir Kwang Min masih menempel dibibirnya, Kwang Min juga ikut terkejut. “Oppa, aku harus segera ke pernikahan ibu kepala. Aku harus mengantar cincinnya…” Jae Eun segera menarik tangan Kwang Min dan berlari.
 *****
 Hampir saja Jae Eun terlambat dan membuat kacau pernikahaan ibu kepala. Tapi itu tidak terjadi, cincin itu sudah dikenakan oleh pasangan pengantin yang berbahagia. Upacara berjalan dengan hikmat dan lancar. Tamu undangan memberi selamat kepada mempelai pengantin yang berbahagia.
Jae Eun celingukan mencari seseorang. Jae Eun berjalan di dalam aula gereja. Sosok yang ia cari ada di depan mimbar.

“Oppa.” Panggilnya setelah berada di dekat Kwang Min. “Kau sedang apa? Ayo kita ke samping, semua sudah berada disana.” Jae Eun memberitahu. Kwang Min meraih tangan Jae Eun dan berhadapan dengannya.

“Jae Eun –ah.. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.” Suara Kwang Min terdengar serius, Jae Eun memperhatikan dengan seksama. “Aku ingin kau selalu ada disampingku, selamanya..” tatapan Kwang Min benar-benar serius dan dalam. “Aku ingin kita bersama. Saling memperhatikan dan merawat. Aku ingin kau menjadi ibu dari anak-anakku. Kita bersama dalam suka dan duka.” Mata Jae Eun berkaca-kaca mendengar ucapan Kwang Min. “Maukah kau menikah denganku Jeon Jae Eun?” Air mata Jae Eun tak bisa terbendung lagi. Jae Eun tersenyum dalam tangisnya, tangis bahagia.

“Ya.” Jae Eun mengangguk. “Aku ingin bersamamu oppa. Aku mau kita saling memperhatikan dan merawat. Aku mau menikah denganmu, Kwang Min oppa.” jawab Jae Eun, membuat Kwang Min lega dan sangat bahagia. Kwang Min merogoh saku  celananya, menemukan suatu benda kemudiannya memakaikannya dijari manis Jae Eun. Cincin telah melingkar dijari manis Jae Eun.
Kwang Min memeluk Jae Eun, Jae Eun merasa bahagia, ia tersenyum dipelukan Kwang Min. Kwang Min mengecup ujung kepala Jae Eun.

“Aku mencintaimu Jeon Jae Eun.” Bisik Kwang Min ditelinga Jae Eun dalam pelukan yang hangat.

“Na do oppa. Aku juga mencintaimu Kwang Min oppa.” Balas Jae Eun yang juga mempererat pelukannya.



^_~ The End ~_^


the end


9 komentar:

  1. terima kasih Tuhan,,,akhirnya selesai juga imajinasi yang pertama.
    moga temen2 seneng membaca akhir cerita yang ku buat ini..hehehehe
    pas dihari ini, hari ulang tahun ku...sebenarnya bukan disengaja, tapi emang jadwal nge-post hari minggu...hehehe
    HAPPY BIRTH DAY!!!! martha ratna. god bless you and your family...
    (maf penulis agak narsis. hahaha)

    BalasHapus
  2. Happy birthday.....
    Smoga tercapai semua angan dan cita-cita mu...,

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih teh nia...tuhan memberkati...
      gimana nih?? ending.e?? komen aja...hahahaha

      Hapus
  3. Jjang akhirnya selesai ...
    ending yang memuaskan dan yg pasti happy ending nan romantis
    emm cie yg ultah
    Happy Birthday eonni!!
    be better and GBU ....
    makin banyak karya2 yg keren2 lagi ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener nih puas??? makasih mb christina tina
      makasih juga doanya...
      kalo emang critane agak bingungin, komen aja...oke! lagi nyari inspirasi lagi untuk berimajinasi. hehehehehe

      Hapus
  4. yeee happy end :D

    eonnie mianhabnida
    sms.e ga tk bles
    ga due plsa hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga pa2 non...oya, kalo emang ada saran & kritik bilang aja...hehehe
      tunggu imajinasi selanjutnya ya...lagi nyari wangsit nih...wkwkwkwkwk

      Hapus
  5. selamat ulang tahun YOUNG MIN & KWANG MIN... :-D

    BalasHapus
  6. happy birth day Young Min Kwang Min 24042014 :-D

    BalasHapus