Pemain Utama :
Jeon Jae Eun (Puretty)
Jo Kwang Min (Boyfriend)
Part 11
“Koniciwa Tuan
Shigeki Irie.” Sapa Kwang Min pada orang yang duduk didalam mobil.
“Tuan Jo, saya
akan menerima kerjasama dengan anda.” Kata Shigeki pada Kwang Min, betapa
terkejut dan senangnya Kwang Min didalam hati.
“Arigatogozaimashita.”
Kwang Min mengucapkan terima kasih dengan gembira “Saya akan perbaiki lagi
proposal yang saya buat untuk anda Tuan Shigeki. Tapi, apa alasan anda menerima
kami?” tanya Kwang Min yang benar-benar penasaran karena beliau adalah orang
yang tak mudah mengubah keputusan.
“Kau harus
berterima kasih pada kekasihmu itu. Karena dia telah menolong cucuku Kotomi
Irie.” Shigeki menyebutkan nama anak yang Kwang Min kenal. “Karena Kotomi
melihat fotomu, dan mulai bercerita tentang kekasihmu dan kamu. Juga memantuku
Kotoko, juga menyukai kebaikan hati kekasihmu.” Kwang Min terdiam mendengarkan
penjelasan mitra bisnisnya. “Tuan Jo..”
“Ya, Tuan
Shigeki.”
“Kau harus
menjaga kekasihmu, beruntunglah kau mempunyainya, jangan kau sakiti dia. Karena
hatinya sangat baik, dan juga aku menunggu proposalmu itu.”
“Ya. Terima
kasih banyak Tuan Shigeki.” Ucap Kwang Min sambil membungkukkan badan.
*****
“Tuan muda, ini
data-data dari laporan yang harus tuan periksa…..” sekretaris Yoon menjelaskan
panjang lebar pada Kwang Min. Tapi Kwang Min begitu tak berkonsentrasi
mendengar penjelasan dari sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon yang mengetahui
gelagat Kwang Min langsung menghentikan penjelasannya.
“Tuan muda ada
apa? Apakah anda masih marah dengan saya karena saya tidak menemani anda ke
Jepang?”
“Em…em…” Kwang
Min mencoba mengatur tenggorokannya. “Bukan. Aku hanya sedikit pusing saja.”
*****
“Jae Eun –ah….”
Sapa So Yoo dari belakang sambil kedua telapak tangannya memencet pipi Jae Eun,
sontak Jae Eun kesakitan.
“Eonni!!!”
“Jae Eun sangat
rajin sekali…kau membuatkan bekal untuk suamimu ya?” goda So Yoo sambil
mengambil sosis goreng yang dibuat Jae Eun dan memakannya.
“Eonni, apa yang
kau katakan? Siapa suamiku?” Jae Eun bertanya heran dan bingung pada So Yoo.
“Yah, Jae Eun
–ah, bukankah kalian baru saja pulang dari bulan madu di Jepang. Xixixi.” So
Yoo menjelaskan sambil terkekeh.
“Eonni! Apa yang
kau pikirkah hah?! Benar-benar membuat kesal.” Jae Eun mulai kesal karena kakak
yang satu itu terus saja menggodanya.
*****
Jae Eun sudah
berganti pakaian dan bersiap mengantarkan bekal seperti hari-hari sebelumnya.
Langkahnya sangat semangat sekali, ia hampir menuju pintu.
“Anyeonghaseo
sekretaris Yoon.” Sapa Jae Eun yang saat itu berpapasan dengan sekretaris Yoon.
“Apakah ada data yang akan anda ambil?”
“Ani. Aku
mengantar pulang tuan muda.”
“Mwo? Saya baru
saja akan mengantar bekal ke kantor.” Sambil menunjukkan bekalnya.
*****
“Permisi…” Jae
Eun membuka pintu ruang kerja dan masuk ke dalam. Didapatinya Kwang Min sedang
duduk dan membaca beberapa laporan, dengan jas yang sudah dibukanya dan hanya
memakai kemeja putih.
“Apakah tuan
memerlukan sesuatu?” Jae Eun meletakkan secangkir minuman hangat diatas meja.
“Ini teh hangat untuk tuan.”
“Ani. Aku hanya
akan istirahat saja.” Suara Kwang Min sedikit serak.
“O..wajah tuan pucat.”
Jae Eun mengamati wajah tuannya.
“Gwaencana,
dengan istirahat akan kembali baik. Uhuk uhuk.” Kwang Min meninggalkan Jae Eun
menuju kamarnya.
*****
“Jae Eun
–ah..apa yang kau makan?” So Yoo datang dari arah luar dapur. Jae Eun hanya
sambil lalu menunjuk roti isi selai coklat yang ada dipiring.
“Apakah itu
kalung?” tanya So Yoo sambil menggigit roti.
“Uhum.” Jawab
Jae Eun singkat.
“Taukah kau? Kau
seperti orang gila saat memandangi kalung itu.” Ganti So Yoo yang jengah melihat
tingkah Jae Eun.
“Eonni, kau
jangan bicara sembarangan. Ini adalah benda berharga, aku hampir kehilangan ini
di Jepang..untung tuan muda mengembalikannya padaku, bahkan tuan muda juga ikut
menyusul dan mencari. Mungkin…karena itu tuan jadi tidak enak badan..” wajah
Jae Eun merubah agak muram.
“Benar-benar.
Saat kau melihat kalung itu dan memikirkan tuan muda adalah keadaan yang sangat
berbeda sekali.”
“Eonni!!” ucap
Jae Eun teringat sesuatu yang membuat So Yoo hampir tersedak karena suaranya
“Aku akan melihat tuan muda.” Jae Eun berlalu meninggalkan So Yoo yang binggung
mencari air minum.
*****
Jam sudah
menunjukkan pukul tengah sebelas malam. Tapi mata Jae Eun tetap terbuka, ia
tidak bisa tidur memikirkan orang yang diurusnya dirumah itu. Ternyata tadi Jae
Eun tidak berhasil melihat keadaan tuan muda.
Dari tadi siang sampai sore tuan muda hanya
tidur saja dikamar…bahkan waktu aku memanggilnya tidak ada tanggapan…apa dia
tidak apa-apa? Jae Eun bertanya-tanya dalam hati.
Karena rasa
penasaran yang tinggi, Jae Eun nekat menuju kamar Kwang Min untuk mengecek
keadaan tuannya itu. Perlahan-lahan Jae Eun membuka pintu kamar Kwang Min,
sedikit mengendap-endap seperti pencuri. Sampai didekat ranjang, Jae Eun
melihat Kwang Min, dan menyentuh dahi Kwang Min dengan telapak tangannya.
“Omo! Panas
sekali badannya. Ternyata dia demam.”
Jae Eun mulai
melakukan tindakan, ia mengambil tempat untuk diisi air, mencari handuk kecil,
yang akan digunakannya untuk mengompres Kwang Min. Dengan tekun Jae Eun
mengganti kompres yang ditempelkan didahi Kwang Min. Hampir tiga jam Jae Eun
melakukan hal itu, sehingga sudah tengah malam Jae Eun berada di kamar Kwang
Min untuk merawatnya.
“Tuan, mianhae.”
Ucap Jae Eun pelan, sambil mengganti kompresan. Karena Jae Eun begadang
semalaman untuk mengganti kompres, Jae Eun pun tak sadar kelelahan dan tertidur
disamping ranjang Kwang Min, bersandar disamping ranjang.
Saat Jae Eun
terbangun, jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, Jae Eun menempelkan telapak
tangannya kedahi Kwang Min mengecek apakah demamnya sudah turun. Kemudian Jae
Eun pergi sebentar kekamar mandi, mengganti air untuk mengompres.
Saat Jae Eun
keluar dari kamar mandi, ia terkejut karena Kwang Min sudah bangun dan terduduk
dipinggir ranjang. Jae Eun dengan segera menghampiri dan menaruh tempat yang
berisi air diatas meja lebih dulu.
“Tuan, apakah
kau bisa bangun? Tuan coba minum obat ini.” Jae Eun sudah duduk disamping Kwang
Min dan membawa obat. Tapi Kwang Min hanya memejamkan matanya.
“Jae Eun –ah..”
Jae Eun yang dipanggil hanya mendekatkan wajahnya ke Kwang Min. “Taukah kau?
Ini karena ulahmu aku jadi sakit.” Jae Eun mendengarkan ocehan Kwang Min, Jae
Eun merasa Kwang Min sedang mengigau. “Bukankah sudah sepantasnya kau
bertanggung jawab untuk membuatku sembuh.” Ucap Kwang Min sambil menatap mata
Jae Eun, Jae Eun hanya terdiam.
Kwang Min
tiba-tiba lebih dekat pada Jae Eun, wajahnya sudah ada dihadapan Jae Eun sepuluh
sentimeter. Jae Eun tak mengucapkan sepatah katapun pada Kwang Min, hingga
beberapa detik kemudian bibir Kwang Min sudah menempel kebibir Jae Eun. Selama
sepuluh detik Jae Eun merasakan panasnya bibir Kwang Min yang menempel
dibibirnya.
Beberapa saat
kemudian Jae Eun tidak merasakannya, karena kepala Kwang Min sudah terkulai
dipundak Jae Eun. Jae Eun kemudian tersadar bahwa baru saja dia dicium oleh
Kwang Min.
bersambung...
aw aw aw :D
BalasHapusmembalas teman-teman dengan menge-post 2 part..semoga senang membacanya..hehehe
BalasHapusIhir....ihir......ihir...
BalasHapusnia niyak -> jangan membayangkan yang tidak-tidak ya...teh nia :-D
BalasHapusehem ehem endingnya .....
BalasHapusending akan terbit besok tanggal 16, nih naskah sudah siap dikomputer...moga aja endingnya disuka. hehehe
BalasHapusmakasih komennya... ^_~