Part 13
“Hye In
–ah..coba ini kau taruh sana.”
Memberikan pot kecil.
“Ya nek..” Hye
In menerima dan menaruhnya ditempat yang dimaksud. Sore itu nenek dan Hye In
sedang merapikan salah satu sisi taman di panti. Lengkap dengan menggunakan
atribut berkebun.
“Sudah hampir
tiga ratus hari Jae Eun pergi meninggalkan kita.” Hye In bercerita sambil
menumpuk gundukan tanah. “Bagaimana dia sekarang ya nek? Jae Eun juga jarang
memberi kabar pada kita.”
“Hye In
–ah...mungkin saja Jae Eun sedang banyak pekerjaan. Tapi Jae Eun bukan tidak
memberi kabar sama sekali kan?”
ucap nenek memberi pengertian pada Hye In.
“Iya. Dua minggu
yang lalu Jae Eun menelepon ke kantor ibu kepala.” Hye In menambahkan pupuk pada
pot yang dikerjakannya. “O! Itu ibu kepala.” Kata Hye In saat melihat Gyu Ri.
“Gyu Ri –ah..” sapa nenek
saat Gyu Ri
melintas dekat mereka.
“Nenek, aku akan
pergi sebentar, untuk menghadiri suatu pertemuan.” Gyu Ri
berpamitan.
“O..ya sudah
hati-hati di jalan.”
“Hati-hati bu.”
Setelah
berpamitan, Gyu Ri segera pergi ke pertemuan. Kemudian nenek
dan Hye In melanjutkan kegiatan berkebun mereka kembali.
*****
“Sekretaris
Yoon.” Sapa Kwang Min ketika ia sudah sampai di kantor.
“Tuan muda. Anda
harus membaca laporan ini.” Sekretaris Yoon menyodorkan beberapa map tebal.
“Dari mana ini?”
Kwang Min sudah duduk dikursinya.
“Ini adalah
laporan dari Amerika, tuan muda.”
*****
“Yeoboseyo. Yah!
Kau masih ingat denganku ya?” Hye In mengangkat ponselnya.
“Eonni…mian, aku
banyak pekerjaan…mana mungkin aku melupakanmu. Aku merindukanmu eonni.” Jae Eun
berucap manja.
“Dasar kau
ini,,mulutmu memang manis ya?” Hye In yang awalnya ingin marah tidak jadi
karena kata-kata Jae Eun. “Bagaimana keadaaanmu?”
“Aku baik. Hari
ini aku sedikit longgar jadi aku menghubungi eonni….” Jae Eun dan Hye In
melepas rindu lewat percakapan melalui telepon. Mereka mengobrol hampir
setengah jam, cukup untuk Jae Eun melepas rindunya pada Hye In.
*****
Jae Eun dengan
semangat pagi, mulai beraktifitas seperti biasanya, melakukan tugas-tugasnya
dengan baik. Jae Eun masuk ke kamar tuan muda untuk membangunkannya.
“Anyeonghaseyo.”
Sapa Jae Eun, ketika melihat Kwang Min sudah rapi mengenakan jasnya. “Ternyata
anda sudah bangun tuan. Kalau begitu saya permisi.”
“Jae Eun –ah.”
Panggil Kwang Min pada Jae Eun yang sudah akan berbalik. Jae Eun menoleh pada
Kwang Min, dilihatnya Kwang Min mengulurkan tangannya yang sedang memegang dasi.
“Tolong Bantu aku memakainya.”
Jae Eun
melangkah ke arah Kwang Min, mengambil dasi yang diberikan. Jae Eun mulai memakaikan
dasi itu ke krah baju Kwang Min. Pelan-pelan Jae Eun memakaikan supaya dasi itu
rapi. Ketika Jae Eun hampir selesai memakaikan dasi, ia menengadah dan wajahnya
bertatapan dekat dengan wajah Kwang Min.
Tanpa sengaja ia
melihat bibir Kwang Min, dan teringat kejadian dimana Kwang Min menciumnya.
Jantung Jae Eun menjadi berdebar-debar, Jae Eun menundukkan kepalanya, segera
ia ingin menyelesaikan tugasnya.
“Aaaa….” Teriak
Kwang Min tiba-tiba. “Jae Eun –ah…apa yang kau lakukan? Apa kau ingin
mencekikku? Hah?!” Kwang Min mencoba melonggarkan ikatan dasi.
“Mianhae. Mian,
tuan. Apakah sakit?” Jae Eun ingin membantu, ia merasa bersalah.
“Apa yang kau
pikirkan hah? Ini masih sangat pagi untuk melamun. Kau benar-benar membuat mood
menjadi bagus Jae Eun.” Ucap Kwang Min dengan senyum. “Sudah, kau tidak usah
melamunkan hal yang tidak-tidak dipagi hari.” Kwang Min mengacak rambut Jae Eun
pelan, kemudian keluar dari kamar. Jae Eun sedikit aneh dengan sikap tuannya
yang bukannya marah tapi malah senang.
*****
“Jae Eun –ah..apa yang kau buat? Kimbab?”
tanya So Yoo yang melihat Jae Eun sedang sibuk di dapur.
“Ya. Eonni.”
Jawab Jae Eun sambil menata sayuran untuk isian kimbab.
“Kenapa kau
tidak masak seperti biasanya?”
“Tadi tuan muda
menelponku dan memintaku membuat kimbab.” Jae Eun masih focus pada kimbab
buatannya.
“Apa kau tahu?
Kau ini seperti wanita yang sedang membuat bekal kimbab untuk kekasih.” Saat So
Yoo mengatakan hal itu Jae Eun melirik tidak suka. “Hehehe. Mian. Tapi Jae Eun
–ah..bukankah perkataanku ini benar?” So Yoo mencomot satu irisan kimbab dan
memakannya, kemudian mengangguk-angguk menandakan kimbab itu lezat.
“Eonni, aku
adalah tipe wanita setia.” Ucap Jae Eun sambil menggulung kimbab.
“Setia?” So Yoo
sedikit heran. “Setia dengan siapa? Namja chin-gu? Apa kau sudah punya kekasih
Jae Eun?” So Yoo penasaran.
“Oppaku akan
marah jika eonni terus mengatakan hal yang tidak-tidak seperti tadi.”
“Oppa?” So Yoo
mengerutkan kening. “Ah…tidak mungkin. Jika suamimu tahu dia akan marah dan
cemburu besar.” So Yoo berkata dengan santai sambil mencomot satu iris kimbab
lagi.
“Yah! Eonni kau
jangan mengambil kimbab itu lagi!” Jae Eun menjadi marah bukan karena perkataan
So Yoo tapi karena kimbab buatannya diambil oleh So Yoo. Dan So Yoo hanya
membalas dengan senyuman dan mulut penuh kimbab.
“Masitta.”
*****
Sekitar tiga
puluh menit Jae Eun sudah berada di ruang kerja Kwang Min. Jae Eun menunggu
sambil membaca buku yang ada di ruangan itu, tapi Kwang Min belum datang juga.
Tak terasa sudah hampir satu jam Jae Eun menunggu, akhirnya Jae Eun memutuskan
untuk pulang.
Beberapa saat
setelah Jae Eun pulang, Kwang Min dan sekretaris Yoon masuk ruang kerja Kwang
Min. Mereka masih membicarakan sesuatu yang serius. Tapi tiba-tiba Kwang Min
berhenti, ketika melihat kotak makan yang ada di meja kerjanya.
Tuan harus menjaga kesehatan. Kimbab ini
jangan lupa dihabiskan. Bukankah anda yang memesannya? Saya susah payah
membuatnya.
Dari : Jae Eun
Senyum melintas
diwajah Kwang Min, setelah membaca pesan yang ditulis oleh Jae Eun pada
selembar kecil kertas memo yang Jae Eun sobek dari atas meja Kwang Min.
“Saya dengar
tadi Jae Eun kesini dan selama hampir satu jam dia menunggu kita kembali tuan.”
Sekretaris Yoon memberi penjelasan yang ia dengar dari staf kantor. Kwang Min
hanya mengangguk.
*****
Selama hampir
satu minggu lebih Jae Eun tidak pernah bertemu dengan Kwang Min saat makan
siang. Jae Eun terkadang meninggalkan bekalnya diatas meja Kwang Min serta
memberikan pesan, jika itu adalah makanan yang dipesan khusus oleh tuannya.
Terkadang hanya
bertemu sebentar, dan Kwang Min hanya mengambil bekal itu untuk dibawanya jika
Kwang Min tugas di luar kantor. Saat ini adalah waktu yang padat, banyak
kegiatan yang harus dikerjakan oleh Kwang Min dan sekretaris Yoon.
*****
“Oppa!” panggil
Jae Eun pada seseorang. Orang itu menoleh pada Jae Eun dan tersenyum dengan
hangat. Jae Eun sangat senang melihat senyum yang terkembang dibibir orang
tersebut.
Jae Eun
meregangkan otot tubuhnya, pelan matanya mulai mengerjap-ngerjap. Betapa
terkejutnya saat pandangan matanya mengarah ke samping, Jae Eun yang bersandar
dengan rileks di bawah pohon segera berdiri.
bersambung...
minggu, 9 maret 2013
BalasHapustae yeon SNSD ultah...saengil chukahae....:-) :-D
happy birth day....