Minggu, 09 Maret 2014

(ori) MY BABY SISTER part 12





Part 12

Klek!
Jae Eun menutup pintu yang ada dibelakang punggungnya, ia sudah berada dikamarnya sendiri. Berdiri terpaku, pandangannya kosong…kemudian berlari ke ranjang dan tengkurap sambil bantal ditutupkan kekepala bagian belakang.
“Aaa…...!” Teriak Jae Eun dengan muka dibenamkan keatas kasur, sehingga suaranya tidak kedengaran dari luar. Kemudian ia membalikkan badannya, mencoba mengatur nafasnya.
Eoteokhe?? Apa yang aku lakukan? Jae Eun mengoceh dalam hati sambil menyentuh bibirnya dengan ujung jarinya, terbayang saat Kwang Min menciumnya dan ia hanya diam.
Babo! Babo! Babo! Jae Eun memukul-mukul kepalanya dengan bantal.
“Ciuman pertamakuuuu!!” Jae Eun berteriak, raut wajah Jae Eun seperti ingin menangis.
“Dasar! Orang tidak sopan! Kenapa kau mencuri ciuman pertamaku?! Hah?!!” Jae Eun memukul-mukul bantal dengan kedua kepalan tangannya seperti orang yang bertanding tinju. “Apa yang akan ku katakan pada Oppa hah?! Jika aku bertemu Oppa. Oppa mianhae!” ucap Jae Eun penuh penyesalan.
 *****
Ingin tidak peduli tapi tidak bisa, itulah Jae Eun. Jae Eun berjalan pelan-pelan dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur. Ia berjalan menuju ruang dapur bagian depan, yang biasanya khusus digunakan untuk majikannya.

“O! Anyeonghaseyo Jae Eun –si!” sapa Jeong Min dengan penuh semangat dan ceria.

“Ya!” Jae Eun kaget melihat pria itu yang pagi-pagi begini sudah bertamu ke rumah orang. “Anyeonghaseyo tuan Jeong Min.” Jae Eun meletakkan nampan yang ia bawa.

“Jae Eun –si, apa itu? Buburkah?” Jeong Min bertanya sambil melongok melihat kearah nampa.

“Jae Eun –ah..kemarin malam aku melihatmu menaiki tangga, sepertinya kearah kamar tuan muda.” Cerita So Yoo pada Jae Eun, Jae Eun otomatis langsung kaget.

Kenapa So Yoo eonni tahu??? Batin Jae Eun. “O! Ya.” Jae Eun tergagap saat menjawab.

“Noona, Kwang Min memang sedang tidak enak badan, kemarin waktu aku menelponnya, bicaranya seperti orang mengigau.” Jeong Min menjelaskan. “Biasanya bila sudah seperti itu ia akan lama sembuh.” Jeong Min melanjutkan ceritanya, So Yoo mengangguk membenarkan.

“Jae Eun –ah..apakah kemarin malam kau mengecek keadaan tuan muda lagi? Dan kau tahu tuan muda sakit, sehingga kau membuatkan bubur ini?” tanya So Yoo, Jae Eun hanya balas dengan senyum. “Wa...daebak! Benar-benar baby sister..” menggeleng-gelengkan kepala.
 *****
 Jae Eun berjalan dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur juga secangkir minuman hangat. Dibelakang, Jeong Min dengan santai mengikuti langkah Jae Eun, sambil sedikit berdendang. Jeong Min datang pagi-pagi karena ingin melihat keadaan Kwang Min.
Jeong Min membukakan pintu untuk Jae Eun, mereka berdua masuk ke kamar Kwang Min. Jae Eun sedikit ragu dan takut karena harus membangunkan Kwang Min. Tapi saat mereka berdua datang ternyata Kwang Min sudah bangun dan berusaha duduk bersandar.

“Kwang Min –ah..bagaimana keadaanmu?” tanya Jeong Min yang sudah ada disamping Kwang Min. Kwang Min hanya  mengangguk, Jeong Min menempelkan telapak tangannya kedahi Kwang Min.
“Wa! Kenapa dengan panasmu?” kemudian Jeong Min melihat baskom kecil isi air juga handuk. Dengan hanya melihat itu Jeong Min tahu siapa yang melakukkannya. Jeong Min sudah duduk dengan tenang di seberang ranjang Kwang Min, tepat menghadap Kwang Min.

“Tuan, silahkan makan dulu.” Jae Eun sudah duduk disamping menghadap Kwang Min. Jae Eun menyuapkan bubur yang ia buat dengan hati-hati, baru beberapa suap Jeong Min yang tenang mulai berbicara.

“Jae Eun –ah..apa kau ingin Kwang Min cepat sembuh?” Jae Eun melihat Jeong Min dan mengangguk, Kwang Min yang melihat Jae Eun mengangguk mengalihkan pandangannya ke Jeong Min.
“Em…biasanya dengan mentransfer panas tubuh itu bisa langsung sembuh.” Kata Jeong Min sambil mengingat-ingat.

“Transfer?” Jae Eun heran.

“Ya…jika kau ingin baby-mu itu sembuh, kau harus menciumnya, supaya dia bisa mentransfer panas tubuhnya…” Jeong Min menjelaskan dengan percaya diri dan tanpa dosa. Mendengar itu Jae Eun kaget dan langsung tertunduk, Kwang Min dengan sedikit kekuatan melemparkan bantal yang ada disampingnya pada Jeong Min.

“Hyung!” Kwang Min emosi. Jae Eun masih tertunduk dan mengaduk-aduk bubur.

“Ya! Nega wae?” Jeong Min tertawa. “Yah?! Kenapa muka kalian berdua merah? Hahahahaha” Jeong Min tertawa lebih keras melihat Kwang Min dan Jae Eun yang menjadi canggung.
 *****
 “Yeoboseyo.” Sekretaris Yoon mengangkat telepon, mendengarkan orang yang meneleponnya dengan seksama.
“Ya. Baik. Saya mengerti” jawab sekretaris Yoon mengakhiri percakapannya. Kemudian beranjak meninggalkan ruang kerjanya.
 *****
 “Jae Eun –ah..apa hari ini kau tidak membuat bekal lagi?” tanya So Yoo yang duduk disamping Jae Eun, diruang dapur.

“Aku sendiri belum tahu.”

“Sudah sekitar satu minggu kau tidak membuat bekal. Tapi, Jae Eun –ah…” muka So Yoo sedikit serius. “Setelah kalian pulang dari Jepang dan tuan muda telah sembuh dari sakit, sikap tuan muda padamu juga berubah.”

“Ha? Benarkah? Aku rasa, tuan muda sama saja seperti biasanya.”

“Hu…kau ini…aku yang seperti ini saja bisa melihat perubahannya, tapi kau yang selalu bersamanya tidak peka sama sekali.”

“Eonni, aku memang tidak merasakan apapun..”

“Jae Eun.” Panggil nyonya Kim.

“Anyeonghaseyo.” Sapa So Yoo dan Jae Eun pada nyonya Kim.

“Ya, nyonya Kim.”

“Kau nanti berangkat ke kantor.” Nyonya Kim memberitahu.

“Apa yang harus saya buat hari ini nyonya?”

“Eopsseo.”
 *****
 Jae Eun sudah duduk tenang dikursinya, Kwang Min memesan menu makanan. Mereka berada di luar kantor untuk makan siang.

“Tuan, kenapa anda mengajak saya kesini?” Jae Eun penasaran.

“Karena aku memang ingin makan disini. Wae? Apa kau tidak suka?”

“Ani. Bukan begitu.”

“Apa kau keenakan di rumah dan lupa tugasmu untuk mengurusku, hah?!”

So Yoo eonni bercanda…apanya yang berbeda? Dia tetap tidak mengerti perasaan orang lain dan berkata seenak perutnya. Batin Jae Eun.

Sesaat pelayan datang membawa pesanan Kwang Min, daging iga sapi. Pelayan tersebut menyalakan panggangan yang ada didepan mereka, sesaat kemudian meninggalkan mereka.

“Yah! Jae Eun –ah..potong dagingnya..” suruh Kwang Min sambil menyodorkan gunting yang disediakan khusus untuk memotong daging. Jae Eun memotong daging itu dan meletakkannya diatas panggangan. Beberapa menit kemudian daging itu matang.

“Emm….masitta..galbinya lezat.” ucap Jae Eun setelah mencicipi.

“Jae Eun –ah.” Kwang Min menyodorkan bungkusan daun selada yang sudah diisi daging panggang. Jae Eun menoleh kekanan dan kekiri.

“Tuan, apa yang anda lakukan?” tanya Jae Eun pelan.

“Kenapa? Aku tidak menyuruhmu untuk melakukan hal yang susah. Bukalah mulutmu.” Tangan Kwang Min sudah ada didepan mulut Jae Eun. Jae Eun kemudian membuka mulutnya menyambut suapan dari Kwang Min. Jae Eun merasa malu serta sungkan diperlakukan seperti itu.
Rrrrrr….. Kwang Min mengambil ponsel yang ada disaku celananya, kemudian menjawab telepon. Kwang Min mendengar dengan seksama orang yang menelpon dirinya, terlihat serius.

bersambung...

5 komentar:

  1. haha lucu" eonni :p

    mianhae bru spet bca :p :D :) :*

    BalasHapus
  2. ga pa2 non sinta,,,,gomawo dah baca, pzt u sibuk liat serial yang u borong kemarin ya??? hahahaha

    BalasHapus
  3. ekspresine Jae Eun ckckck...
    Terlucu adalah bagian transfer panas
    wkwk......
    keren kok isa kepikiran gitu ya .....daebak eonni!!!

    BalasHapus
  4. mau tahu terinspirasi darimana???? q kasih bocorane...nieh...
    komik MAX LOVELY karya Erika Kurahashi
    baca aja mb Christin Tina,,, hahaha, q baca berkali-kali g bosen. ada persewaan deket rumah, victori. hehe

    BalasHapus
  5. post gambar jeong min & so yoo

    20112015

    BalasHapus