Rabu, 05 Maret 2014

(ori) MY BABY SISTER part 11




Pemain Utama :
Jeon Jae Eun (Puretty)
Jo Kwang Min (Boyfriend)

Pemain Pendukung : Gyu Ri (Kara), Hye In (Puretty), Jeong Min (Boyfriend), So Yoo (Sistar), Dong Hyun (Boyfriend), Hyo Jun (Ajax).

Part 11

“Koniciwa Tuan Shigeki Irie.” Sapa Kwang Min pada orang yang duduk didalam mobil.

“Tuan Jo, saya akan menerima kerjasama dengan anda.” Kata Shigeki pada Kwang Min, betapa terkejut dan senangnya Kwang Min didalam hati.

“Arigatogozaimashita.” Kwang Min mengucapkan terima kasih dengan gembira “Saya akan perbaiki lagi proposal yang saya buat untuk anda Tuan Shigeki. Tapi, apa alasan anda menerima kami?” tanya Kwang Min yang benar-benar penasaran karena beliau adalah orang yang tak mudah mengubah keputusan.

“Kau harus berterima kasih pada kekasihmu itu. Karena dia telah menolong cucuku Kotomi Irie.” Shigeki menyebutkan nama anak yang Kwang Min kenal. “Karena Kotomi melihat fotomu, dan mulai bercerita tentang kekasihmu dan kamu. Juga memantuku Kotoko, juga menyukai kebaikan hati kekasihmu.” Kwang Min terdiam mendengarkan penjelasan mitra bisnisnya. “Tuan Jo..”

“Ya, Tuan Shigeki.”

“Kau harus menjaga kekasihmu, beruntunglah kau mempunyainya, jangan kau sakiti dia. Karena hatinya sangat baik, dan juga aku menunggu proposalmu itu.”

“Ya. Terima kasih banyak Tuan Shigeki.” Ucap Kwang Min sambil membungkukkan badan.
 *****
 “Tuan muda, ini data-data dari laporan yang harus tuan periksa…..” sekretaris Yoon menjelaskan panjang lebar pada Kwang Min. Tapi Kwang Min begitu tak berkonsentrasi mendengar penjelasan dari sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon yang mengetahui gelagat Kwang Min langsung menghentikan penjelasannya.
“Tuan muda ada apa? Apakah anda masih marah dengan saya karena saya tidak menemani anda ke Jepang?”

“Em…em…” Kwang Min mencoba mengatur tenggorokannya. “Bukan. Aku hanya sedikit pusing saja.”
 *****
 “Jae Eun –ah….” Sapa So Yoo dari belakang sambil kedua telapak tangannya memencet pipi Jae Eun, sontak Jae Eun kesakitan.

“Eonni!!!”

“Jae Eun sangat rajin sekali…kau membuatkan bekal untuk suamimu ya?” goda So Yoo sambil mengambil sosis goreng yang dibuat Jae Eun dan memakannya.

“Eonni, apa yang kau katakan? Siapa suamiku?” Jae Eun bertanya heran dan bingung pada So Yoo.

“Yah, Jae Eun –ah, bukankah kalian baru saja pulang dari bulan madu di Jepang. Xixixi.” So Yoo menjelaskan sambil terkekeh.

“Eonni! Apa yang kau pikirkah hah?! Benar-benar membuat kesal.” Jae Eun mulai kesal karena kakak yang satu itu terus saja menggodanya.
 *****
 Jae Eun sudah berganti pakaian dan bersiap mengantarkan bekal seperti hari-hari sebelumnya. Langkahnya sangat semangat sekali, ia hampir menuju pintu.

“Anyeonghaseo sekretaris Yoon.” Sapa Jae Eun yang saat itu berpapasan dengan sekretaris Yoon. “Apakah ada data yang akan anda ambil?”

“Ani. Aku mengantar pulang tuan muda.”

“Mwo? Saya baru saja akan mengantar bekal ke kantor.” Sambil menunjukkan bekalnya.
 *****
 “Permisi…” Jae Eun membuka pintu ruang kerja dan masuk ke dalam. Didapatinya Kwang Min sedang duduk dan membaca beberapa laporan, dengan jas yang sudah dibukanya dan hanya memakai kemeja putih.
“Apakah tuan memerlukan sesuatu?” Jae Eun meletakkan secangkir minuman hangat diatas meja. “Ini teh hangat untuk tuan.”

“Ani. Aku hanya akan istirahat saja.” Suara Kwang Min sedikit serak.

“O..wajah tuan pucat.” Jae Eun mengamati wajah tuannya.

“Gwaencana, dengan istirahat akan kembali baik. Uhuk uhuk.” Kwang Min meninggalkan Jae Eun menuju kamarnya.
 *****
“Jae Eun –ah..apa yang kau makan?” So Yoo datang dari arah luar dapur. Jae Eun hanya sambil lalu menunjuk roti isi selai coklat yang ada dipiring.

“Apakah itu kalung?” tanya So Yoo sambil menggigit roti.

“Uhum.” Jawab Jae Eun singkat.

“Taukah kau? Kau seperti orang gila saat memandangi kalung itu.” Ganti So Yoo yang jengah melihat tingkah Jae Eun.

“Eonni, kau jangan bicara sembarangan. Ini adalah benda berharga, aku hampir kehilangan ini di Jepang..untung tuan muda mengembalikannya padaku, bahkan tuan muda juga ikut menyusul dan mencari. Mungkin…karena itu tuan jadi tidak enak badan..” wajah Jae Eun merubah agak muram.

“Benar-benar. Saat kau melihat kalung itu dan memikirkan tuan muda adalah keadaan yang sangat berbeda sekali.”

“Eonni!!” ucap Jae Eun teringat sesuatu yang membuat So Yoo hampir tersedak karena suaranya “Aku akan melihat tuan muda.” Jae Eun berlalu meninggalkan So Yoo yang binggung mencari air minum.
 *****
 Jam sudah menunjukkan pukul tengah sebelas malam. Tapi mata Jae Eun tetap terbuka, ia tidak bisa tidur memikirkan orang yang diurusnya dirumah itu. Ternyata tadi Jae Eun tidak berhasil melihat keadaan tuan muda.
Dari tadi siang sampai sore tuan muda hanya tidur saja dikamar…bahkan waktu aku memanggilnya tidak ada tanggapan…apa dia tidak apa-apa? Jae Eun bertanya-tanya dalam hati.
Karena rasa penasaran yang tinggi, Jae Eun nekat menuju kamar Kwang Min untuk mengecek keadaan tuannya itu. Perlahan-lahan Jae Eun membuka pintu kamar Kwang Min, sedikit mengendap-endap seperti pencuri. Sampai didekat ranjang, Jae Eun melihat Kwang Min, dan menyentuh dahi Kwang Min dengan telapak tangannya.

“Omo! Panas sekali badannya. Ternyata dia demam.”

Jae Eun mulai melakukan tindakan, ia mengambil tempat untuk diisi air, mencari handuk kecil, yang akan digunakannya untuk mengompres Kwang Min. Dengan tekun Jae Eun mengganti kompres yang ditempelkan didahi Kwang Min. Hampir tiga jam Jae Eun melakukan hal itu, sehingga sudah tengah malam Jae Eun berada di kamar Kwang Min untuk merawatnya.

“Tuan, mianhae.” Ucap Jae Eun pelan, sambil mengganti kompresan. Karena Jae Eun begadang semalaman untuk mengganti kompres, Jae Eun pun tak sadar kelelahan dan tertidur disamping ranjang Kwang Min, bersandar disamping ranjang.
Saat Jae Eun terbangun, jam sudah menunjukkan pukul enam pagi, Jae Eun menempelkan telapak tangannya kedahi Kwang Min mengecek apakah demamnya sudah turun. Kemudian Jae Eun pergi sebentar kekamar mandi, mengganti air untuk mengompres.
Saat Jae Eun keluar dari kamar mandi, ia terkejut karena Kwang Min sudah bangun dan terduduk dipinggir ranjang. Jae Eun dengan segera menghampiri dan menaruh tempat yang berisi air diatas meja lebih dulu.

“Tuan, apakah kau bisa bangun? Tuan coba minum obat ini.” Jae Eun sudah duduk disamping Kwang Min dan membawa obat. Tapi Kwang Min hanya memejamkan matanya.

“Jae Eun –ah..” Jae Eun yang dipanggil hanya mendekatkan wajahnya ke Kwang Min. “Taukah kau? Ini karena ulahmu aku jadi sakit.” Jae Eun mendengarkan ocehan Kwang Min, Jae Eun merasa Kwang Min sedang mengigau. “Bukankah sudah sepantasnya kau bertanggung jawab untuk membuatku sembuh.” Ucap Kwang Min sambil menatap mata Jae Eun, Jae Eun hanya terdiam.
Kwang Min tiba-tiba lebih dekat pada Jae Eun, wajahnya sudah ada dihadapan Jae Eun sepuluh sentimeter. Jae Eun tak mengucapkan sepatah katapun pada Kwang Min, hingga beberapa detik kemudian bibir Kwang Min sudah menempel kebibir Jae Eun. Selama sepuluh detik Jae Eun merasakan panasnya bibir Kwang Min yang menempel dibibirnya.
Beberapa saat kemudian Jae Eun tidak merasakannya, karena kepala Kwang Min sudah terkulai dipundak Jae Eun. Jae Eun kemudian tersadar bahwa baru saja dia dicium oleh Kwang Min.

bersambung...

6 komentar:

  1. membalas teman-teman dengan menge-post 2 part..semoga senang membacanya..hehehe

    BalasHapus
  2. nia niyak -> jangan membayangkan yang tidak-tidak ya...teh nia :-D

    BalasHapus
  3. ending akan terbit besok tanggal 16, nih naskah sudah siap dikomputer...moga aja endingnya disuka. hehehe
    makasih komennya... ^_~

    BalasHapus