Selasa, 25 Februari 2014

(ori) MY BABY SISTER part 8



Part 8

Tapi belum sempat ia mengejar Jae Eun, sudah datang beberapa orang teman menyapa dan Kwang Min tidak kuasa mencegah.
Jae Eun berjalan keluar dari ruang pesta. Baru beberapa saat Kwang Min mulai bisa mengejar Jae Eun.

“Kwang Min – ah! Yah! Kwang Min!” teriak Jeong Min yang melihat Kwang Min berlari keluar dari ruang pesta. “Kenapa dengan dia?” Jeong Min baru saja datang ke pesta itu.

“A… Dong Hyun sunbae.” Sapa Jeong Min.

“Jeong Min – si. Dimana pasanganmu?” tanya Dong Hyun.

“Aku seharusnya menemukannya disini sunbae, karena pasanganku tak akan lari dariku. Hahaha.” Jeong Min gombal banget…
 *****
 Kwang Min mulai lelah mencari kemana Jae Eun pergi.

“Kemana dia?” Kwang Min mulai berjalan perlahan dan tetap focus pada pandangannya, kemudian ia melihat sesosok yang ia kenal duduk dibangku taman. Kwang Min berjalan mendekat pada sosok yang sedang duduk itu.

“Kau akan sakit jika disini.” Kwang Min memakaikan jasnya pada orang yang duduk, dan orang itu tidak menanggapi. Kwang Min duduk disebelah orang itu yang ternyata benar Jae Eun. “Apa benar kau ingin sakit?”

“Apa peduli anda dengan wanita centil dan tidak bisa mengendalikan diri seperti saya?” masih dengan nada kesal.

“Kenapa tidak kita lupakan saja kejadian tadi?”

“Hah..benar-benar. Bukan itu yang seharusnya anda katakana sekarang.” Jae Eun menatap kesal, kemudian beranjak meninggalkan Kwang  Min.

“Yah! Yah! Kau mau kemana?” Jae Eun tetap saja berjalan walau mendengar pertanyaan Kwang Min. “Yah! Bisakah kau berhenti?!” Kwang Min menyusul dibelakang, Kwang Min meraih tangan Jae Eun mecoba menghentikan langkah Jae Eun. Jae Eun menepis dan tetap berjalan. “Jae Eun – si!!” langkah Jae Eun kemudian terhenti dan berbalik menghadap Kwang Min.

“Anda tetap tidak bisa menghargai orang lain. Anda tidak akan pernah bisa berubah.” Jae Eun kemudian melanjutkan langkahnya. Dan tiba-tiba, tubuhnya sudah didekap Kwang Min dari belakang. “We?! Tuan, apa yang tuan lakukan.” Jae Eun ingin melepaskan, tapi ditahan oleh Kwang  Min.

“Mian.” Kwang Min berbisik ditelinga Jae Eun, yang membuat air mata Jae Eun menetes. “Maaf, maafkan aku Jae Eun – si. Aku sedang tidak mengerti dengan pikiranku.” Kwang Min sudah melonggarkan pelukannya, dan Jae Eun berbalik kearah Kwang Min.

“Anda benar-benar sulit meminta maaf, anda juga harus mengerti perasaan orang lain.” Mereka saling berpandangan. “Saya juga meminta maaf karena saya tidak sopan pada anda, setidaknya anda sekarang belajar untuk memanggil nama saya.”

“Yah! Jae Eun – si. Aku tidak ingi kau…cen…” Kwang Min menghentikan ucapannya. “Maksudku, Dong Hyun sunbae itu playboy, bagaimana kalau kau dipermainkan olehnya?. Jadi kau jangan dekat-dekat dengan dia.”

“Asal anda tahu saja, Dong Hyun oppa sudah mengenal saya sejak masih kecil, dan kita selalu bermain bersama, jadi anda tidak usah khawatir dengan hal itu.” Jae Eun tersenyum mengejek dan puas karena Kwang Min merasa bersalah.

“Mwo??!”
 *****
 “Kemana kalian semalam?” tanya So Yoo sambil memakan buah jeruk.

“Ke pesta.” Jae Eun menjawab sambil membereskan bekal makan siang.

“Apa yang dikatakannya padamu?”

“Hal yang membuatku kesal.”

“Hei?!” So Yoo terlihat bingung. “Trus…apa yang dilakukannya padamu malam itu?” So Yoo ingin tahu lebih.

“Membuatku menangis.”

“Hah? Dia berbuat begitu sampai membuatmu menangis?” So Yoo membayangkan sesuatu hal yang lebih. “Dia menarik tanganmu dengan paksa..lalu dia memepetmu mencoba…” So Yoo, khayalan tingkat tinggi.

“Eonni, apa yang kau pikirkan hah?” melemparkan kulit jeruk pada So Yoo.

“Bagaimana cara dia membuatmu berhenti menangis?” So Yoo masih focus dengan jeruknya. Jae Eun jadi teringat kejadian semalam dimana Kwang Min memeluknya dari belakang dan meminta maaf. So Yoo memperhatikan Jae Eun yang malah melamun dan tidak menjawab petanyaannya. “Yah! Jae Eun-ah, mengapa kau melamun?” Jae Eun hanya tersenyum pada So Yoo.
 *****
 “Anyeonghaseyo Sekretaris Yoon.” Sapa Jae Eun.

“Jae Eun, kebetulan kau datang, aku ingin minta tolong padamu.” Sekretaris Yoon terlihat tergesa-gesa.

“Ya.” Jae Eun memperhatikan dengan seksama.
 *****
 “Ini pertemuan penting kenapa sekretaris Yoon pergi begitu saja.”

“Sekretaris Yoon sedang mengurus sesuatu dikeluarganya, tuan. Saya akan Bantu anda untuk menjelaskannya sebelum anda berangkat.”

Mereka berdua berjalan terburu-buru di area bandara. Jae Eun menunggu Kwang Min untuk pengecekan tiket pesawatnya. Setelah selesai Kwang Min datang menghampiri Jae Eun yang duduk menunggunya. Tak lama supir Kwang Min datang membawa koper dan tas kecil.

“Ini bukan tas milikku.” Kata Kwang Min pada supir tersebut.

“Ya. Benar tuan, ini memang bukan milik anda, tapi ini milik Jae Eun.” Jawab supir itu.

“Ha?!!” otomatis Kwang Min dan Jae Eun kaget bersamaan.

“Kenapa denganku?” tanya Jae Eun tak mengerti.

“Ini perintah dari kepala pelayan Kim, Jae Eun harus menemani anda dalam perjalanan kali ini. Lagi pula sekretaris Yoon tadi sudah memberi pengarahan pada Jae Eun. Ini tiket dan paspor mu Jae Eun.” Supir itu menyerahkan kedua barang itu pada Jae Eun yang masih terbengong-bengong, dan menerimanya. “Kalau begitu saya pamit dulu. Permisi.”

Kwang Min memandang Jae Eun dengan penuh tanya. Jae Eun yang dipandang begitu hanya menggelengkan kepala.
 *****
 Beberapa jam kemudian mereka sudah berada di bandara Haneda, Jepang.. Kwang Min berada disuatu sisi mencoba menghubungi seseorang.

“Ah…! Kenapa tidak bisa.” Kwang Min mulai kesal.

“Apa tidak tersambung?” tanya Jae Eun.

“Tidak diangkat.” Mendengar itu Jae Eun menghela napas berat. Tiba-tiba ada seseorang yang mendatangi mereka.

“Kon’niciwa.” Sapa orang itu.

“Kon’niciwa.” Balas Kwang Min.

“Mr. Jo, kami menjemput anda. Silahkan ikut kami.” Kata orang itu, tentunya dalam bahasa Jepang.
 *****
 Perjalanan yang mereka tempuh lumayan, sekitar hampir dua jam lebih lamanya. Untung saja mobil yang mereka naiki begitu nyaman, karena yang dijemput bukan orang sembarangan. Mobil itu melaju menuju ke daerah hampir dekat pegunungan, tepatnya terletak dibawah kaki gunung Fuji. Pemandangannya pun masih sangat asri dan hawanya juga sejuk.
Jae Eun begitu terpesona melihat pemandangan yang ada didepannya. Ia tak henti-hentinya melihat kearah luar jendela. Mobil itu memasuki kawasan hotel dengan gaya tradisional Jepang, dan kemudian berhenti. Kwang Min dan Jae Eun turun dari mobil, kemudian Kwang Min melakukan reservasi direceptionis.

“Kon’niciwa. Ada yang bisa kami Bantu tuan?”

“Konfirmasi untuk kamar yang sudah dipesan atas nama tuan Yoon dari Korea.” Ucap Kwang Min pada petugas receptionis.

“Baik. Kami akan mengeceknya terlebih dahulu, mohon ditunggu sebentar.” Setelah beberapa menit. “Terima kasih anda telah menunggu tuan. Ini kunci kamar anda.” Petugas itu memberikan kunci kamar pada Kwang Min.

“Kenapa hanya satu kunci yang anda berikan, bukankah seharusnya dua?” Kwang Min terlihat heran.
  
“Memang awalnya dua tapi kemarin yang satu dibatalkan.” Petugas itu menjelaskan kepada Kwang Min dengan ramah penuh senyum. Kwang Min menoleh pada Jae Eun yang duduk menunggunya agak jauh


bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar