Part 7
Blukk!!
Sesuatu jatuh
diatas meja kerja Kwang Min, selembar undangan.
“Undangan?”
Kwang Min mengambilnya “dari siapa hyung?” sambil membolak-balik undangan.
“Kenapa kau
tidak buka saja?” Jeong Min sudah duduk disofa. “Yah. Kwang Min-ah, dimana baby
sistermu?” Jeong Min bertanya dengan cuek.
“Ada apa hyung mencarinya?”
Kwang Min membaca isi undangan.
“Jangan cemburu
begitu …hehehe” Jeong Min tertawa kecil. “Baca isi undangan dengan teliti.”
“Kenapa?” Kwang
Min mulai mencari dengan teliti. “Hah?! Couple?!” Kwang Min terkejut. “Undangan
macam apa ini hyung?”
“Jangan bertanya
padaku.” Jeong Min menghampiri Kwang Min kemudian menyambar undangan yang ada
ditangan Kwang Min. “Kwang Min-ah,,,maka dari itu aku mencari baby sistermu…”
Jeong Min mengedipkan sebelah matanya pada Kwang Min.
“Hyung???” Kwang
Min bertanya heran dan tahu maksud dari Jeong Min.
*****
Kwang Min terus
memperhatikan Jae Eun yang saat itu sedang membereskan ruang kerja, dengan
berkedok membaca buku. Sekali-kali Kwang Min juga menoleh pada jam yang
menempel didinding ruang kerja.
“Yah! Ini masih sedikit
kotor.” Teriak Kwang Min sambil menunjuk lantai dengan asal.
“Ya tuan.” Jae
Eun kemudian mendatangi lantai yang ditunjuk Kwang Min, segera dibersihkannya,
walau memang sebenarnya sudah bersih.
“Kau mau kemana?”
tanya Kwang Min yang saat itu melihat Jae Eun akan beranjak pergi.
“Apakah ada yang
belum bersih lagi tuan?” Jae Eun mulai merasa kesal. Kwang Min menunjuk Jae
Eun, Jae Eun pun merasa aneh ditunjuk begitu.
“Saya???” Jae
Eun melongo.
“Cepatlah ganti
bajumu, kita akan keluar.” Ucap Kwang Min dengan cuek.
*****
Kwang Min mulai
melajukan mobilnya, Jae Eun yang ada disampingnya juga diam saja. Jae Eun
sedikit aneh, karena biasanya majikannya itu pergi dengan sekretaris Yoon. Tapi
ini hanya mereka berdua ditambah lagi ini malam minggu. Kwang Min mulai
memarkirkan mobilnya didepan sebuah toko.
“Ayo!” ajak
Kwang Min yang kemudian keluar dari mobil disusul Jae Eun. Mereka masuk ke toko
itu, yang ternyata sebuah boutique. Saat Kwang Min masuk, staf disana segera
bergegas menyambutnya dan melayani dengan baik.
“O… Tuan Jo, apa
kabar?” sapa salah satu pekerja yang ada ditoko itu. “Ada yang bisa saya Bantu?”
“James, aku akan
pergi ke pesta. Tolong berikan sesuatu yang bagus.” Kwang Min memberitahu.
“Juga untuk dia.” Kwang Min mengisyaratkan pada James, mata James tertuju pada
Jae Eun yang saat itu sedang memilih-milih setelan untuk tuannya.
“Apakah tuan
akan ke pesta? Ini mungkin akan cocok untuk tuan.” Jae Eun menghampiri dengan
membawakan dua setel jas untuk Kwang Min. Kwang Min langsung menoleh pada James
dengan nada bertanya, walau tanpa sepatah katapun, James yang tahu isyarat itu
hanya tersenyum.
“Mungkin anda
harus mencoba setelan itu tuan.” James secara tidak langsung memberitahu bahwa
setelan yang dibawakan Jae Eun memang pas untuk Kwang Min.
“Oke.” Kwang Min
mengambil kemudian mencobanya. Akhirnya dipilih salah satu dari setelan yang
telah dicoba.
“Itu memang pas
untuk tuan. Teman anda pintar memilih.” Pujian James ditujukan pada Jae Eun,
yang saat itu James melihat setelan yang dikenakan Kwang Min.
“Mari nona,
silahkan kesini.” Staf lain mengajak Jae Eun ke sisi lain boutique itu dan Jae
Eun dengan santai mengikutinya.
Setelah beberapa
saat, Jae Eun mulai benar-benar tak mengerti dengan staf yang ada disana,
karena Jae Eun disuruh mencoba beberapa gaun.
“Maaf. Kenapa
aku disuruh mencoba gaun-gaun ini?” tanyanya pada salah seorang staf.
“Bukankah anda
akan ke pesta dengan tuan Jo?”
“Hah???!” Jae
Eun terkejut.
*****
Jae Eun berjalan
pelan-pelan menuruni anak tangga, dia sudah berubah. Kwang Min sedang
menunggunya dibawah.
“Ah..teman anda
sudah siap tuan.” James memberitahukan kedatangan Jae Eun. Kwang Min kemudian
mengarahkan pandangannya pada Jae Eun yang saat itu menuruni anak tangga. Jae
Eun dibalut gaun berwarna soft panjang diatas lutut, dengan rambut diurai dan
dihiasi pita penjepit disisi kiri atas telingannya. Make up natural menghias
wajah Jae Eun, juga sepatu indah menghiasi kakinya kira-kira lima centi tingginya.
Jae Eun sudah
berada dibawah dan mulai berjalan menghampiri Kwang Min yang sudah menunggunya.
Kwang Min spontan langsung berdiri dari tempat duduknya, dengan ekspresi
terpesona pada Jae Eun. Jae Eun dengan canggung tersenyum pada Kwang Min.
“Anda cantik
nona.” James memuji Jae Eun. Kwang Min berdehem.
“Kalau begitu
kita berangkat James.” Kwang Min berpamitan.
“Baik tuan.
Silahkan. Hati-hati dijalan. Jangan sampai anda melepas nona itu.” James
berbisik pada Kwang Min, Kwang Min menyikut James.
*****
Didalam mobil
mereka hanya diam saja, Kwang Min melalui kaca spion depan mencoba memperhatikan
Jae Eun.
“Kenapa anda
tidak bilang kalau akan mengajak saya ke pesta?” Jae Eun memecah suasana.
“Ini mendadak.”
Jawab Kwang Min asal.
“Anda seharusnya
bertanya dulu tuan, apakah saya bisa atau tidak.”
“Kenapa aku
harus bertanya? Bukankah kau pengurusku?”
“Saya sudah ada
janji tuan…” Jae Eun sedikit kesal “Anda seharusnya tidak begini…”
“Kenapa aku
tidak boleh?!” Kwang Min menoleh ke arah Jae Eun dan keduanya saling bertatap
mata, dengan cepat Kwang Min mengalihkan pandangannya kedepan kembali. “Apakah
janjimu itu lebih penting daripada aku? Hah?”
“Apa maksud
anda? Lebih penting daripada anda?” Jae Eun bertanya tak mengerti, Kwang Min
merasa konyol dengan pertanyaan yang baru saja dikeluarkannya.
“Bukankah kau
itu pengurusku? Kau kan
bertanggung jawab atas diriku.” Kwang Min berspekulasi. “Sebenarnya dengan
siapa kau janjian hah?!”
“Dengan So Yoo
eonni. Kita janjian akan ke toko buku. Tapi kalau begini pasti So Yoo eonni
akan mencariku karena aku belum berpamitan.” Jae Eun menjelaskan, Kwang Min
tersenyum kecil karena merasa lega.
*****
“So Yoo…”
“Nyonya Kim.”
“Sedang apa kau
disini?”
“Aku menunggu
Jae Eun, karena kita berdua sudah janji akan ke toko buku bersama, tapi sampai
saat ini Jae Eun tidak muncul juga.”
“O…Jae Eun. So
Yoo, Jae Eun sedang mengurus tuan muda. Jadi kau jangan menyalahkan Jae Eun
karena dia tidak muncul.”
“Oya nyonya Kim?
Tidak biasanya Jae Eun tidak berpamitan.” So Yoo sedikit kecewa.
“Baru saja tuan
muda memintaku untuk memberitahumu bahwa Jae Eun masih bersamanya.”
“Hah?? Tuan muda
sendiri yang memberitahu nyonya Kim?!” So Yoo heran.
“Iya. Karena
ponsel Jae Eun tertinggal.” Nyonya Kim tersenyum pada So Yoo.
*****
Sekitar setengah
jam lamanya perjalanan Kwang Min dan Jae Eun, mereka tiba di hotel tempat pesta
berlangsung. Karyawan hotel langsung memarkirkan mobil Kwang Min. Mereka berdua
berjalan menuju ruangan tempat pesta berlangsung.
Tamu yang datang
lumayan banyak, standing party, saat masuk ruangan Kwang Min sudah menyapa
beberapa tamu yang ada disana. Jae Eun hanya bisa tersenyum dan menyapa saja
disamping Kwang Min, Jae Eun juga hanya bisa menunggu disamping Kwang Min, saat
Kwang Min berbicara dengan tamu lain. Jae Eun hanya tertunduk dengan ekspresi
agak bosan karena tidak ada satupun yang ia kenal, kecuali majikannya itu.
“Bunny!!” sapa
seseorang, Jae Eun kemudian menoleh kearah orang itu.
“O!! Oppa?” Jae
Eun tersenyum lega dan gembira. “Apa yang oppa lakukan disini?”
“Seharusnya aku
yang tanya padamu, kenapa kau bisa disini?” mereka berdua tertawa. “Kau sangat
cantik Jae Eun..” puji laki-laki itu.
“Gamsahamnida…”
Jae Eun tersenyum malu.
“Kau bersama
siapa Jae Eun?”
“Jae Eun-ah..”
Jae Eun langsung menoleh kearah suara, kemudian wajahnya berubah karena ia
merasa sungkan.
“Ya..” jawab Jae
Eun agak tergagap.
“O,, Kwang Min
–si, kau bersama dengan Jae Eun?”
“Ya, Dong Hyun
sunbae. Jae Eun adalah pasanganku.”
“Wa….seharusnya
kau jadi pasanganku Jae Eun. Ckckckck.” Menggeleng-gelengkan kepalanya. “Jae
Eun-ah,,,sinja yeppeo…” Dong Hyun masih saja memuji Jae Eun, dan tidak
menghiraukan Kwang Min yang ada disamping Jae Eun.
“Sunbae, maaf
kami permisi dulu.” Kwang Min menarik tangan Jae Eun dan menuju tempat lain.
“Oppa, permisi.”
Pamit Jae Eun.
“Yah! Odi ga?”
Dong Hyun ingin mencegah mereka pergi, maksudnya Jae Eun, tapi ia sudah disapa
oleh tamu yang lain.
Kwang Min sangat
kencang memegang tangan Jae Eun, Jae Eun sedikit kesakitan dan mencoba menepis
setelah mereka berada jauh dari kerumunan.
“Yah! Seharusnya
kau tidak centil.” Ucap Kwang Min setelah melepas tangan Jae Eun, Jae Eun
mengelus tangannya mencoba menghilangkan rasa sakit.
“Mwo?” Jae Eun
terkejut dengan ucapan Kwang Min. “Apa anda tidak lihat kalau Dong Hyun oppa
yang menyapa saya lebih dulu?”
“Tapi kau tidak
usah begitu…” Kwang Min kehilangan kata-kata. “Seharusnya kau bisa
mengendalikan dirimu.”
“Tuan,
sebenarnya ada apa dengan tuan, hah?” mata Jae Eun mulai berkaca-kaca. “Siapa
yang membuat saya berdandan seperti ini? Dan sekarang anda menyebut saya centil
dan anda menasehatiku untuk mengendalikan diri?.” Air mata Jae Eun menetes,
tapi Kwang Min hanya terpaku melihat Jae Eun. “Benar-benar.” Jae Eun kesal
kemudian berbalik berlari meninggalkan Kwang Min, keluar dari ruang pesta.
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar