Minggu, 23 Februari 2014

(ori) MY BABY SISTER part 7



Part 7

Blukk!!
Sesuatu jatuh diatas meja kerja Kwang Min, selembar undangan.

“Undangan?” Kwang Min mengambilnya “dari siapa hyung?” sambil membolak-balik undangan.

“Kenapa kau tidak buka saja?” Jeong Min sudah duduk disofa. “Yah. Kwang Min-ah, dimana baby sistermu?” Jeong Min bertanya dengan cuek.

“Ada apa hyung mencarinya?” Kwang Min membaca isi undangan.

“Jangan cemburu begitu …hehehe” Jeong Min tertawa kecil. “Baca isi undangan dengan teliti.”

“Kenapa?” Kwang Min mulai mencari dengan teliti. “Hah?! Couple?!” Kwang Min terkejut. “Undangan macam apa ini hyung?”

“Jangan bertanya padaku.” Jeong Min menghampiri Kwang Min kemudian menyambar undangan yang ada ditangan Kwang Min. “Kwang Min-ah,,,maka dari itu aku mencari baby sistermu…” Jeong Min mengedipkan sebelah matanya pada Kwang Min.

“Hyung???” Kwang Min bertanya heran dan tahu maksud dari Jeong Min.
 *****
 Kwang Min terus memperhatikan Jae Eun yang saat itu sedang membereskan ruang kerja, dengan berkedok membaca buku. Sekali-kali Kwang Min juga menoleh pada jam yang menempel didinding ruang kerja.

“Yah! Ini masih sedikit kotor.” Teriak Kwang Min sambil menunjuk lantai dengan asal.

“Ya tuan.” Jae Eun kemudian mendatangi lantai yang ditunjuk Kwang Min, segera dibersihkannya, walau memang sebenarnya sudah bersih.

“Kau mau kemana?” tanya Kwang Min yang saat itu melihat Jae Eun akan beranjak pergi.

“Apakah ada yang belum bersih lagi tuan?” Jae Eun mulai merasa kesal. Kwang Min menunjuk Jae Eun, Jae Eun pun merasa aneh ditunjuk begitu.

“Saya???” Jae Eun melongo.

“Cepatlah ganti bajumu, kita akan keluar.” Ucap Kwang Min dengan cuek.
 *****
 Kwang Min mulai melajukan mobilnya, Jae Eun yang ada disampingnya juga diam saja. Jae Eun sedikit aneh, karena biasanya majikannya itu pergi dengan sekretaris Yoon. Tapi ini hanya mereka berdua ditambah lagi ini malam minggu. Kwang Min mulai memarkirkan mobilnya didepan sebuah toko.

“Ayo!” ajak Kwang Min yang kemudian keluar dari mobil disusul Jae Eun. Mereka masuk ke toko itu, yang ternyata sebuah boutique. Saat Kwang Min masuk, staf disana segera bergegas menyambutnya dan melayani dengan baik.

“O… Tuan Jo, apa kabar?” sapa salah satu pekerja yang ada ditoko itu. “Ada yang bisa saya Bantu?”

“James, aku akan pergi ke pesta. Tolong berikan sesuatu yang bagus.” Kwang Min memberitahu. “Juga untuk dia.” Kwang Min mengisyaratkan pada James, mata James tertuju pada Jae Eun yang saat itu sedang memilih-milih setelan untuk tuannya.

“Apakah tuan akan ke pesta? Ini mungkin akan cocok untuk tuan.” Jae Eun menghampiri dengan membawakan dua setel jas untuk Kwang Min. Kwang Min langsung menoleh pada James dengan nada bertanya, walau tanpa sepatah katapun, James yang tahu isyarat itu hanya tersenyum.

“Mungkin anda harus mencoba setelan itu tuan.” James secara tidak langsung memberitahu bahwa setelan yang dibawakan Jae Eun memang pas untuk Kwang Min.

“Oke.” Kwang Min mengambil kemudian mencobanya. Akhirnya dipilih salah satu dari setelan yang telah dicoba.

“Itu memang pas untuk tuan. Teman anda pintar memilih.” Pujian James ditujukan pada Jae Eun, yang saat itu James melihat setelan yang dikenakan Kwang Min.

“Mari nona, silahkan kesini.” Staf lain mengajak Jae Eun ke sisi lain boutique itu dan Jae Eun dengan santai mengikutinya.

Setelah beberapa saat, Jae Eun mulai benar-benar tak mengerti dengan staf yang ada disana, karena Jae Eun disuruh mencoba beberapa gaun.

“Maaf. Kenapa aku disuruh mencoba gaun-gaun ini?” tanyanya pada salah seorang staf.

“Bukankah anda akan ke pesta dengan tuan Jo?”

“Hah???!” Jae Eun terkejut.
 *****
 Jae Eun berjalan pelan-pelan menuruni anak tangga, dia sudah berubah. Kwang Min sedang menunggunya dibawah.

“Ah..teman anda sudah siap tuan.” James memberitahukan kedatangan Jae Eun. Kwang Min kemudian mengarahkan pandangannya pada Jae Eun yang saat itu menuruni anak tangga. Jae Eun dibalut gaun berwarna soft panjang diatas lutut, dengan rambut diurai dan dihiasi pita penjepit disisi kiri atas telingannya. Make up natural menghias wajah Jae Eun, juga sepatu indah menghiasi kakinya kira-kira lima centi tingginya.
Jae Eun sudah berada dibawah dan mulai berjalan menghampiri Kwang Min yang sudah menunggunya. Kwang Min spontan langsung berdiri dari tempat duduknya, dengan ekspresi terpesona pada Jae Eun. Jae Eun dengan canggung tersenyum pada Kwang Min.

“Anda cantik nona.” James memuji Jae Eun. Kwang Min berdehem.

“Kalau begitu kita berangkat James.” Kwang Min berpamitan.

“Baik tuan. Silahkan. Hati-hati dijalan. Jangan sampai anda melepas nona itu.” James berbisik pada Kwang Min, Kwang Min menyikut James.
 *****
 Didalam mobil mereka hanya diam saja, Kwang Min melalui kaca spion depan mencoba memperhatikan Jae Eun.

“Kenapa anda tidak bilang kalau akan mengajak saya ke pesta?” Jae Eun memecah suasana.

“Ini mendadak.” Jawab Kwang Min asal.

“Anda seharusnya bertanya dulu tuan, apakah saya bisa atau tidak.”

“Kenapa aku harus bertanya? Bukankah kau pengurusku?”

“Saya sudah ada janji tuan…” Jae Eun sedikit kesal “Anda seharusnya tidak begini…”

“Kenapa aku tidak boleh?!” Kwang Min menoleh ke arah Jae Eun dan keduanya saling bertatap mata, dengan cepat Kwang Min mengalihkan pandangannya kedepan kembali. “Apakah janjimu itu lebih penting daripada aku? Hah?”

“Apa maksud anda? Lebih penting daripada anda?” Jae Eun bertanya tak mengerti, Kwang Min merasa konyol dengan pertanyaan yang baru saja dikeluarkannya.

“Bukankah kau itu pengurusku? Kau kan bertanggung jawab atas diriku.” Kwang Min berspekulasi. “Sebenarnya dengan siapa kau janjian hah?!”

“Dengan So Yoo eonni. Kita janjian akan ke toko buku. Tapi kalau begini pasti So Yoo eonni akan mencariku karena aku belum berpamitan.” Jae Eun menjelaskan, Kwang Min tersenyum kecil karena merasa lega.
 *****
 “So Yoo…”

“Nyonya Kim.”

“Sedang apa kau disini?”

“Aku menunggu Jae Eun, karena kita berdua sudah janji akan ke toko buku bersama, tapi sampai saat ini Jae Eun tidak muncul juga.”

“O…Jae Eun. So Yoo, Jae Eun sedang mengurus tuan muda. Jadi kau jangan menyalahkan Jae Eun karena dia tidak muncul.”

“Oya nyonya Kim? Tidak biasanya Jae Eun tidak berpamitan.” So Yoo sedikit kecewa.

“Baru saja tuan muda memintaku untuk memberitahumu bahwa Jae Eun masih bersamanya.”

“Hah?? Tuan muda sendiri yang memberitahu nyonya Kim?!” So Yoo heran.

“Iya. Karena ponsel Jae Eun tertinggal.” Nyonya Kim tersenyum pada So Yoo.
 *****
 Sekitar setengah jam lamanya perjalanan Kwang Min dan Jae Eun, mereka tiba di hotel tempat pesta berlangsung. Karyawan hotel langsung memarkirkan mobil Kwang Min. Mereka berdua berjalan menuju ruangan tempat pesta berlangsung.
Tamu yang datang lumayan banyak, standing party, saat masuk ruangan Kwang Min sudah menyapa beberapa tamu yang ada disana. Jae Eun hanya bisa tersenyum dan menyapa saja disamping Kwang Min, Jae Eun juga hanya bisa menunggu disamping Kwang Min, saat Kwang Min berbicara dengan tamu lain. Jae Eun hanya tertunduk dengan ekspresi agak bosan karena tidak ada satupun yang ia kenal, kecuali majikannya itu.

“Bunny!!” sapa seseorang, Jae Eun kemudian menoleh kearah orang itu.

“O!! Oppa?” Jae Eun tersenyum lega dan gembira. “Apa yang oppa lakukan disini?”

“Seharusnya aku yang tanya padamu, kenapa kau bisa disini?” mereka berdua tertawa. “Kau sangat cantik Jae Eun..” puji laki-laki itu.

“Gamsahamnida…” Jae Eun tersenyum malu.

“Kau bersama siapa Jae Eun?”

“Jae Eun-ah..” Jae Eun langsung menoleh kearah suara, kemudian wajahnya berubah karena ia merasa sungkan.

“Ya..” jawab Jae Eun agak tergagap.

“O,, Kwang Min –si, kau bersama dengan Jae Eun?”

“Ya, Dong Hyun sunbae. Jae Eun adalah pasanganku.”

“Wa….seharusnya kau jadi pasanganku Jae Eun. Ckckckck.” Menggeleng-gelengkan kepalanya. “Jae Eun-ah,,,sinja yeppeo…” Dong Hyun masih saja memuji Jae Eun, dan tidak menghiraukan Kwang Min yang ada disamping Jae Eun.

“Sunbae, maaf kami permisi dulu.” Kwang Min menarik tangan Jae Eun dan menuju tempat lain.

“Oppa, permisi.” Pamit Jae Eun.

“Yah! Odi ga?” Dong Hyun ingin mencegah mereka pergi, maksudnya Jae Eun, tapi ia sudah disapa oleh tamu yang lain.

Kwang Min sangat kencang memegang tangan Jae Eun, Jae Eun sedikit kesakitan dan mencoba menepis setelah mereka berada jauh dari kerumunan.

“Yah! Seharusnya kau tidak centil.” Ucap Kwang Min setelah melepas tangan Jae Eun, Jae Eun mengelus tangannya mencoba menghilangkan rasa sakit.

“Mwo?” Jae Eun terkejut dengan ucapan Kwang Min. “Apa anda tidak lihat kalau Dong Hyun oppa yang menyapa saya lebih dulu?”

“Tapi kau tidak usah begitu…” Kwang Min kehilangan kata-kata. “Seharusnya kau bisa mengendalikan dirimu.”

“Tuan, sebenarnya ada apa dengan tuan, hah?” mata Jae Eun mulai berkaca-kaca. “Siapa yang membuat saya berdandan seperti ini? Dan sekarang anda menyebut saya centil dan anda menasehatiku untuk mengendalikan diri?.” Air mata Jae Eun menetes, tapi Kwang Min hanya terpaku melihat Jae Eun. “Benar-benar.” Jae Eun kesal kemudian berbalik berlari meninggalkan Kwang Min, keluar dari ruang pesta.

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar