Sabtu, 28 Juni 2014

(ori) THIEF OF LOVE part 11

Part 11

Beberapa hari sudah berlalu setelah peristiwa perang krim antara Tia dan Kris. Mereka juga masih seperti biasa, dengan sikap mereka yang masih tidak bersahabat. Tapi Tia sudah membuatkan sarapan untuk Kris, walau terkadang porsi yang diberikan berbeda-beda.

“Yah, kenapa porsi milikku terlihat berbeda dengan milik ayah?” Kris beranjak dari meja makan dan bertanya pada Tia yang saat itu sedang mengambil sesuatu.

“Wae?” Tia sedikit melotot “Apakah kau tidak terima? Jika kau tidak terima, masak saja sendiri.” Jawab Tia dengan suara yang pelan supaya Presdir tidak mendengar.

Kris juga terkadang masuk ke kamar Tia tanpa ijin. Sehingga membuat Tia kesal, karena tingkah laku Kris. Saat Tia masuk kamarnya Kris sudah duduk tenang di kursi sedang mendengarkan mp3 dan membaca buku.

Manusia tak bermoral. Apa dia tidak bisa membedakan mana kamar wanita dan kamar pria? Seenaknya masuk ke kamar orang. Tia hanya bisa mengomel dalam hati. Tia tidak bisa bertindak apapun karena ia sudah menyelidiki ternyata kunci kamarnya sama dengan Kris. Dan Tia tidak memiliki kunci tersebut.

“Apakah kau akan duduk disana terus? Selagi aku mengganti bajuku?” tanya Tia mendapat ide untuk mengusir Kris dari kamarnya.

“Kau tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk dilihat.” Jawab Kris sambil tersenyum sinis ke arah Tia. Membuat Tia melotot tidak terima. Tapi Kris beranjak juga dari kamar Tia.

&&&&&

“Apakah anda akan menghadiri acara tersebut Presdir?” sekretaris Choi bertanya.

“Sepertinya begitu sekretaris Choi.” Presdir menjawab sambil tersenyum. “Aku mendapatkan ide yang lebih baik.” Ucap Presdir penuh maksud.

“Ide?” sekretaris Choi tidak mengerti, Presdir kembali tersenyum pada sekretaris Choi.

&&&&&

Kris sudah memakai setelan jas yang pantas, karena dia akan menemani Presdir menghadiri undangan. Kris sudah melajukan mobilnya menuju Sesang Collection dimana Presdir ingin Kris bertemu dengannya di tempat itu.
Tapi sampai di Sesang Collection, Kris tidak menemukan ayahnya. Seseorang keluar dengan dandanan yang berbeda, mata Kris terbelalak tak percaya melihat orang yang berdiri dihadapannya.

“Pasangan anda sudah siap tuan.” Ucap Stylist Byun.

Dengan gaun warna merah muda yang soft dan make up yang selaras tapi dipoles dengan minimalis, juga rambut yang diikat menyamping. Membuat orang tersebut berbeda dari biasanya. Kris masih terpana melihat orang itu sebelum Kris mengeluarkan suatu perkataan yang membuat orang yang dilihatnya sebal.

“Stylist Byun, kau hebat, bisa merubah itik buruk rupa menjadi angsa.” Perkataan Kris membuat stylist Byun tersenyum.

Dasar! Jika tidak disini, akan ku robek mulutmu. Umpat Tia dalam hati, sambil melotot ke arah Kris. Tapi Tia tetap berusaha tersenyum dihadapan stylist Byun.

&&&&&

Kris mencoba mencari dimana keberadaan Tia, karena Kris asyik ngobrol dengan seniornya sehingga ia lupa dengan Tia. Sambil memperhatikan sekitarnya Kris berjalan mencari Tia, terkadang Kris juga akan menyapa tamu undangan yang ia kenal. Kris mencoba mencari Tia di tempat prasmanan, pikir Kris mungkin Tia akan mencoba hidangan yang disajikan. Kris tetap tidak menemukan Tia.
Karena kesal akhirnya tidak mencari lagi, Kris kemudian menemui tuan rumah untuk memberikan ucapan selamat. Baru setelah itu Kris menuju meja prasmanan untuk menikmati hidangan dan mengobrol dengan beberapa tamu undangan yang dikenal.

“Kris,,,” seseorang memanggil Kris dari arah belakang, Kris menoleh. “Kris, oreganmani-e-yo.” Sapa orang itu pada Kris sambil mengulurkan tangan. Kris membeku sebentar dan akhirnya menyambut uluran tangan itu.

“Ye. Bangapsumnida.” Ucap Kris sambil berjabat tangan.

“Kau sudah pulang dari luar negri. Sudah lama kau tiba di Korea?”

“Ya…mungkin sekitar hampir satu bulan.”

“O, ternyata sudah lama kau tiba. Aku senang bertemu denganmu.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Chan Sung –ah..” panggil seorang wanita pada orang yang berbicara dengan Kris.

“Noona.”

“Kris, kenalkan ini saudaraku.” Chan Sung memperkenalkan kakak perempuannya. “Soa noona, ini Kris.”

“Anyeonghaseyo Kris.” Sapa Soa pada Kris. “Temanmu sangat tampan.” Ucap Soa tanpa basa-basi setelah berkenalan dengan Kris. “Oya,,!!” Soa tersentak sendiri seperti teringat sesuatu hal yang ingin disampaikan pada Chan Sung. “Chan Sung –ah, tadi aku melihatnya disekitar sini.”

“Jinjja-yo?” Chan Sung bertanya dan Soa mengangguk.

“Atau kita cari saja?” usul Soa.

“Kris, senang bertemu denganmu. Aku pergi dulu, ada urusan.”

“Anyeong.” Soa berpamitan pada Kris, Kris tersenyum menanggapi.

Kenapa disaat seperti ini aku harus bertemu denganmu? Tanya Kris dalam hati. Dan lagi aku harus mencari perempuan gila itu. Kemana perginya?

&&&&&

“Anda terlihat begitu senang Presdir.” Ucap Sekretaris Choi yang dari tadi memperhatikan Presdir.

“Pasti mereka berdua sedang berada dalam pesta.” Kata Presdir sambil bersandar dikursinya, di ruang kerjanya yang ada di rumah.

“Saya kwatir, tuan muda nanti pulang dan marah-marah pada anda.”

“Tidak mungkin. Kalau anak itu protes, pasti dari tadi dia sudah menelponku, sekretaris Choi. Kau ini seperti tidak tahu wataknya saja?”

“Apakah tidak apa-apa membiarkan mereka berdua saja Presdir?”

“Ini adalah waktu untuk mengakrabkan mereka sekretaris Choi.” Presdir tersenyum kemudian meminum secangkir teh yang sudah tersedia dimejanya.

&&&&&

Kris sudah meninggalkan ruang pesta, dengan sedikit kesal karena tidak bisa menemukan Tia. Kris menuju tempat parkir, dan berjalan ke arah mobilnya.

“Biar saja, akan ku tinggal dia disini.” Kris mengomel sendiri sambil membuka pintu mobil. Untuk beberapa menit kemudian Kris sudah berada dalam mobil, dia akan menutup pintunya. Tiba-tiba dari pintu yang satu seseorang membuka dan masuk, membuat Kris terkejut.

“Apa kau ingin meninggalkanku disini?” tanya Tia sedikit kesal karena dia tadi mendengar ocehan Kris.

“Yah?!!” Kris meneriaki Tia. “Darimana kau?! Kau pikir aku tidak bingung mencarimu hah?!”

“Mian-hae,,,perutku sakit. Sehingga aku harus ke toilet.” Tia memberitahu alasan ia menghilang.

“Setidaknya kau bisa bilang dulu padaku kemana kau pergi.” Kris memarahi Tia. Tia memandang Kris yang benar-benar punya expresi yang berbeda dari biasanya, raut wajah kwatir.

“Mian oppa.” Jawab Tia lembut penuh penyesalan.

Kris kemudian melajukan mobilnya, dan meninggalkan tempat parkir. Dalam perjalanan Tia dan Kris tidak banyak bicara. Tia sempat memperhatikan raut wajah Kris yang serius saat menyetir. Tia juga hanya memandang lurus ke depan, pikirannya juga berkecamuk.

“O!” Tia memandang daerah yang ada tepat di hadapannya. “Sungai Han, kenapa kita ke sini?” Kris tidak menjawab, ia langsung turun dari mobil, Tia menyusul. Kris sudah berjalan jauh di depan, Tia merentangkan tangannya merasakan hembusan angin.
Tia sungguh menikmati suasana malam ditepi sungai Han. Tia merasa semangatnya kembali. Tia berjalan mendekati Kris yang sudah berada tepat di tepi sungai.


“Hhmmm….udaranya begitu menyejukan.” Ucap Tia yang saat itu sudah berada di samping Kris. “Gomawo..” Kris menoleh ketika mendengarkan kata yang diucapkan Tia.

bersambung,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar