Pemain
Utama : Tia (Chocolat)
Kris (Exo M)
Pemain
Pendukung : Xiu Min, Lay, Tao (Exo M)
Melanie , Min Soa, Juliane (Chocolat)
Hwang
Chan Sung (2PM)
Genre : romance, family
Part 15
Tia menunggu di depan
pintu villa dengan cemas, ia sudah seperti setrikaan, mondar-mandir
kesana-kemari. Tia teringat ucapan Xiu Min, yang memberitahukan kalau Tao dan
Melanie sedang berkencan dan berjalan bersama memasuki kawasan hutan.
“Oppa!” panggil Tia pada
Kris yang saat itu sedang melintas. Kris yang dipanggilpun menghentikan
langkahnya dan menatap Tia, yang saat itu sedang berjalan ke arahnya.
“Oppa, ayo temani aku…”
reflex Tia menggandeng tangan Kris. Kris menahan tangan Tia.
“Kenapa kau begini?” Tanya
Kris dingin.
“Oppa, temanmu itu sedang
berjalan dengan Melanie.” Ucap Tia menjelaskan dan ada nada kwatir.
“Apa salahnya?”
“Hah? Apa salahnya? Em…em…”
Tia berdehem “Memang tidak salah mereka berjalan bersama, tapi aku takut kalo
temanmu itu akan berbuat macam-macam pada temanku, dia kan temanmu pasti
kelakuannya sama denganmu.”
“Kau meminta bantuanku tapi
kau juga mengataiku.” Kris sedikit tersinggung dengan penjelasan Tia. Tia juga
baru menyadari ucapannya yang keceplosan. “Kalo kau mau mencari temanmu, cari
saja sendiri, toh aku tidak ingin mencari temanku.” Kemudian dengan wajah marah
Kris meninggalkan Tia.
& & & & &
“Kau adalah anak ibu Chan
Sung-ah…” ibu Chan Sung menggenggam tangan Chan Sung. Tapi Chan Sung tak
bergeming, dan hanya menatap sang ibu dengan tatapan getir.
“Hidup ibu tergantung
padamu, putra ibu satu-satunya.” Ucap ibu Chan Sung dengan kelembutan.
“Ibu ingin aku segera
mengakhiri semua ini?”
“Ibu hanya berharap kau
bisa membanggakan ibumu ini nak…”
& & & &
&
Malam ini Soa sedang duduk
di depan meja belajarnya, terlihat Soa sedang merenungkan sesuatu, berusaha
mengingat-ingat. Soa kemudian meraih handphone miliknya dan mencari kontak yang
ada dihandphone-nya.
“Yeoboseyo… sunbae, ini
aku Soa, apakah kau ingat?” Soa sudah tersambung dengan nomor yang ia cari
dihandphone-nya. “Sunbae, aku ingin meminta tolong sesuatu padamu. Apakah aku
bisa bertemu denganmu?” Soa mendengar jawaban dari orang yang ia telephon dan
tersenyum. “Gomawo sunbae.” Soa memutuskan percakapan ditelephon dan kembali
melanjutkan membaca novel.
& & & &
&
Xiu Min dan Lay sedang
bercakap-cakap diruang tamu, mereka berdua sedang membicarakan sesuatu yang ada
dihalaman majalah yang mereka baca saat itu. Juga sedikit bersenda gurau.
Kris datang dan ikut duduk
bersama mereka disofa seberang, dan memperhatikan tingkah kedua temannya.
“Apakah Tao belum
kembali?” Tanya Kris setelah meneguk minuman kaleng. Xiu Min hanya
menggoyangkan tangannya, menandakan bahwa Tao belum pulang, masih sambil
memperhatikan majalah yang ia baca.
“Tao, apakah kau tidak
tahu hyung? Tao dan Melanie terlihat sedang berkencan. Tadi pagi saja mereka
berdua jalan-jalan bersama.” Lay menjelaskan.
“Yang aku tidak habis
fikir, kenapa mereka bisa kenal sedekat itu ya?” Tanya Xiu Min masih sambil
melihat majalah. “Bukankah itu aneh? Kita baru berada di villa ini dua hari.”
Sambil Xiu Min menutup majalah dan mengambil minuman kemudian meminumnya.
& & & &
&
“Tao, darimana saja kau?”
Tanya Kris saat tahu Tao sudah tiba di villa.
“Aku jalan-jalan bersama
Melanie, ada apa hyung?” Tao mengambil buah apel didalam lemari es dan
menggigitnya.
“Apakah kalian hanya
berdua saja?” Tanya Kris lebih lanjut.
“Aku sedang mendekati
Melanie, hyung…jadi tidak mungkin aku mengajak orang lain.” Jawab Tao dengan
nada yang lirih.
“O..” Kris hanya
mengangguk-angguk.
“Hyung, tidak mungkinkan
kau….????” Tao bertanya curiga.
“Aku tidak punya perasaan
pada Melanie, jadi tenang saja.” Jawab Kris tahu yang dimaksudkan Tao, Tao
menghela nafas lega.
“Hyung, apakah kau tahu
bahwa Tia dan Melanie dibesarkan dipanti asuhan?” Tao sudah duduk disofa sambil
menikmati apel.
“Mwo?” Kris sedikit
terkejut dengan cerita Tao.
“Pagi tadi aku bertanya
pada Melanie, dan ia menceritakan bahwa mereka berdua adalah teman dipanti.”
Tao cerita dengan cuek masih sambil menikmati apel.
“Rumah. Rumah yang banyak
anak-anak tinggal.”
“Em… Melanie juga
bercerita di rumah mereka, mereka punya banyak adik.”
Kris jadi teringat
pembicaraannya dengan Tia saat berada ditepi sungai Han. Dan ia juga teringat,
dimana ia mengikuti Tia sampai disebuah rumah dan bertemu dengan Melanie. Saat
itu Kris hanya mengamati dari kejauhan apa yang sedang Tia lakukan di rumah itu
dengan membawa banyak belanjaan.
“Yah…. Tao-ah…darimana
saja kau hah?” Tanya Xiu Min yang tiba-tiba datang. “Bagaimana kencanmu?” goda
Xiu Min. Tao hanya mengedipkan matanya.
& & & &
&
Kaki Tia merasa kesemutan,
karena jongkok terlalu lama untuk bersembunyi, Tia kemudian kembali mengintip
orang yang ia ikuti.
“Mwo??!” Tia spontan
langsung berdiri dari tempat ia bersembunyi. Tia heran, orang yang ia ikuti
sudah tidak berada disana dan hari juga sudah petang. Tia melihat seperti ada
orang yang berjalan agak jauh dari ia berdiri.
“Sepertinya itu mereka
berdua.” Tia kemudian mengikutinya. Tia berjalan dengan hati-hati, karena
keadaan sudah menjadi gelap. Tia merasa takut, Tia sadar bahwa ternyata ia tersesat.
“Melanie-ah…” panggil Tia
dengan suara serak, keringat dingin sudah bercucuran didahinya. “Melanie-ah…
Tao oppa…. Melanie-ah…” panggil Tia berkali-kali. Tia juga melihat
disekelilingnya, Tia menelan ludah ketakutan. “Tolong…. Melanie-ah…”
Kaki Tia menjadi lemas,
dan Tia rebah ia merasa kakinya tidak kuat membawa badannya untuk berjalan
lagi.
& & & &
&
“Melanie-si.” Panggil Kris
yang melihat Melanie berada diluar villa padahal waktu sudah menunjukan pukul
Sembilan malam.
“Tuan muda.” Jawab Melanie
dengan wajah cemas.
“Kenapa kau berada
diluar?”
“Tuan, apakah Tuan melihat
Tia?” Tanya Melanie ragu-ragu.
“Kenapa dengannya?” Tanya
Kris curiga.
“Tia tidak ada di kamar,
dan saya sudah memeriksa ruangan di villa, tapi saya tidak menemukannya.”
“Yang aku tahu, Tia tadi
mengikutimu, saat kau bersama dengan Tao.” Kris menjelaskan.
“Mwo??!” Melanie terkejut.
“Tia panggil takut dengan kegelapan apa lagi suasana hutan yang gelap. Karena
Tia dulu pernah tersesat di dalam hutan, tidak mungkin Tia berani mengikutiku
dengan Tao oppa, sampai lupa dengan traumanya.” Melanie menceritakan trauma
Tia. “Aku harus segera menemukan Tia.” Melanie akan melangkah pergi.
“Melanie-ah…” panggil Tao.
“Tao-ah… sepertinya Tia
tersesat di dalam hutan saat mengikuti kalian, kau temani Melanie disini aku
akan mencari Tia.” Kris melangkah meninggalkan Melanie juga Tao.
“Hyung!” panggil Tao tapi
tak dihiraukan oleh Kris. Melanie sudah berjongkok lemas mengetahui teman
kecilnya bertindak seperti itu. “Melanie-si..”
& & & &
&
Tia meringkuk dibawah
pohon sambil menggigil, antar hawa hutan yang dingin dan rasa takut yang
merayapi dirinya. Tia kembali teringat masa lalunya saat ia tersesat di dalam
hutan. Tia kecil menangis, meminta pertolongan, tapi yang ia dengar hanya suara
hewan-hewan liar, yang mungkin saja bisa memangsa dirinya.
Kembali Tia hanya bisa
mendengar desiran daun-daun hutan yang bergesakan dan Tia seperti mendengar
geraman dari hewan-hewan hutan. Bibir Tia bergetar, keringatnya tak berhenti
bercucuran. Tia berusaha merogoh kantong celananya untuk menemukan suatu benda,
tapi benda yang ia cari ternyata tidak ketemu.
“Kenapa handphone ku juga
bisa tertinggal??” Tanya Tia pada dirinya sendiri. Tia kemudian berusaha
bangkit berdiri.
Aku harus berusaha untuk menemukan jalan pulang. Ucap Tia dalam hati. Walaupun aku harus bertemu dengan hewan
hutan, ini saatnya aku harus berjuang, aku harus melawannya. Tia
menyemangati dirinya sendiri. Saat kaki Tia berjalan beberapa langkah, ia
mendengar suara geraman hewan hutan, dan sontak Tia menjerit ketakutan.
“AAAaaaaaaa……..”
bersambung,,,