Part 16
Melanie sudah berjongkok
lemas, Tao kemudian menuntun Melanie supaya bisa duduk dengan baik.
“Aku takut oppa, aku takut
kalo Tia tidak akan pulang…” Melanie benar-benar mencemaskan teman kecilnya.
“Yakinlah bahwa Tia akan
baik-baik saja.” Tao mendekap tubuh Melanie.
“Yah… Tao-ah, Melanie-si,
apakah jalan-jalanmu tadi belum cukup? Sehingga kalian harus berpelukan pada
jam segini hah?” Tanya Xiu Min asal, waktu mengetahui bahwa Tao belum tidur,
dan dibelakang Xiu Min diikuti Lay.
“Hyung, kau jangan
sembarangan, Tia tersesat didalam hutan, dan Kris hyung sedang mencarinya
sekarang.” Tao menjelaskan dengan nada sedikit sewot.
“Mwo??!!” Xiu Min dan Lay
terkejut bersamaan.
& & & &
&
Saat kaki Tia berjalan
beberapa langkah, ia mendengar suara geraman hewan hutan, dan sontak Tia
menjerit ketakutan.
“AAAaaaaaaa……..”
Tia kembali berjongkok dan
menutup telinganya, dengan kedua telapak tangannya. Sudah persis seperti
buronan yang tertangkap polisi.
“Jangan makan aku….” Ucap
Tia lirih dengan gemetar, Tia mengetahui ada suara langkah kaki yang menuju ke
arah tempat ia berada. Tia masih menundukan kepalanya diantara tangannya, Tia
tidak berani menatap ke arah suara itu berasal. Tia membelakangi asal suara,
dan tak sengaja tangannya menemukan suatu benda. Dengan sigap dan keberanian
yang dikumpulkan dengan susah payah Tia mengambil benda itu kemudian bangkit
berdiri dan mengayunkan benda itu.
Bug!! Benda yang diayunkan
adalah ranting yang berukuran diameter empat sentimeter dengan panjang kurang
lebih satu meter. Sepertinya benda itu mengenai sesuatu.
“Au!” terdengar suara
kesakitan. Tia membuka matanya.
“Oppa!” panggil Tia
spontan dan reflex Tia langsung saja mendekap tubuh orang yang tak sengaja
terkena pukulannya.
& & & &
&
Xiu Min dan Lay
mondar-mondir menunggu Kris. Tao tetap berada disamping Melanie, berusaha
menenangkan.
“Aku akan menyusul.” Ucap
Lay.
“Lay, bukankah kita sudah
memberitahukan petugas keamanan, kita tunggu saja mereka.” Xiu Min berusaha
menenangkan dan mencegah Lay.
“Jika mereka tidak
menemukan Kris hyung bagaimana?” pertanyaan Lay membuat Melanie semakin gusar,
Tao yang mengetahui gelagat Melanie kemudian menyanggah.
“Lay hyung, kau ini
berkata apa? Mereka pasti akan menemukan Kris hyung dan Tia-si, jangan membuat
Melanie semakin cemas.”
“Aku tidak bisa berdiam
seperti ini, aku harus ikut mencari Tia.” Melanie ingin ikut mencari Tia.
“Melanie-si, lebih baik
kau menunggu, yakin mereka akan menemukannya.” Tao tetap menenangkan Melanie,
dan kemudian menoleh ke arah Lay dengan isyarat menyuruh Lay diam. Xiu Min juga
ikut memukul kepala Lay pelan, supay Lay tenang dan tidak membuat Melanie
semakin cemas memikirkan keadaan temannya.
& & & &
&
Tia dengan erat memeluk
tubuh Kris, masih dalam keadaan gemetar.
“Gwaenchana….” Ucap Kris
menenangkan Tia, Kris merasakan tubuh Tia sungguh gemetar ketakutan. Kris
membelai rambut Tia yang basah karena keringat dengan lembut. “Apakah kau bisa
berjalan?” Tanya Kris pada Tia yang masih memeluknya, dan dijawab dengan
anggukan.
Kris menuntun Tia berjalan
ke luar dari dalam hutan, mereka berjalan pelan-pelan. Kris pun juga tak
mengucapkan sepatah katapun saat menuntun Tia, Kris merangkul tubuh Tia dengan
tangan kirinya dan memegang tangan kanan Tia dengan tangan kanannya.
Tiba-tiba Kris melepaskan
rangkulannya dan berjalan mendahului Tia, kemudian Kris berjongkok di depan
Tia.
“Naiklah.” Ucap Kris saat
ia sudah dalam posisi berjongkok.
“Oppa…”
“Naiklah, maka kita akan
cepat bisa keluar bersama-sama dari sini.” Tia akhirnya menuruti perkataan Kris
untuk naik ke atas punggungnya. Tia sudah berada pada gendongan Kris,
pelan-pelan Kris melangkah dengan hati-hati.
“Oppa…” panggil Tia dengan
lemas, dan Kris hanya berdehem menjawab. “Bukankah aku berat?”
“Iya.” Jawab Kris dengan
senyum yang tak bakal bisa dilihat oleh Tia, Kris tersenyum karena merasa lucu
dengan pertanyaan Tia yang masih bisa berfikir seperti itu disaat seperti ini.
“Kalo begitu akan turun
dan berjalan saja…” Tia berusaha turun dari gendongan Kris.
“Yah…kau diam saja, kalo
kau tetap ingin turun aku akan meninggalkanmu disini.” Diancam begitu, Tia
mengurungkan niatnya untuk turun dari gendongan Kris.
Mereka mulai berada
dijalan menurun, saat Kris berjalan tiba-tiba kakinya sedikit tersandung. Kris
berjalan dengan hati-hati, ia melanjutkan langkahnya lagi. Tapi memang dasar
lagi apes… Kris tersandung lagi dan tergelincir, membuat mereka terjerembab ke
semak-semak hampir ke jurang.
Kris dan Tia tergeletak
setelah terguling dan mereka merasakan kesakitan, Tia melihat Kris tak jauh
dari tempatnya.
“Oppa,,,” Tia
merayap-rayap mendekati Kris, Tia mengguncap-guncang tubuh Kris.
“Oppa…gwaenchana??” Tia cemas, Kris mengerang dan mulai membuka matanya,
kemudian ia pelan-pelan bangkit dan duduk, mencoba mengatur posisinya.
& & & &
&
“Kita jangan memberitahu
paman.” Xiu Min menyarankan. “Kita tunggu sampai Kris dan Tia ditemukan, baru
kita memberitahu paman.”
“Hyung, kenapa begitu?”
Lay heran. “Bukankah lebih baik kita beritahu paman secepatnya. Supaya mereka
berdua segera ditemukan.”
“Kau benar Lay.” Kemudian
Xiu Min memukul kepala Lay dengan bantal. “Apa kau tidak tahu bahwa tadi paman
pulang karena ada urusan bisnis, hah?!” Tanya Xiu Min sedikit berteriak.
“Lebih baik kita tunggu
satu jam lagi, kalo tidak ada kabar. Mau tidak mau kita harus memberitahu
paman, peristiwa ini.” Tao memberikan pilihan yang lain. Lay dan Xiu Min
mengangguk menyetujui. Melanie melipat tangannya dengan cemas ia berdoa untuk
keselamatan Tia dan Kris.
& & & &
&
Kris kesakitan, ia
memegangi lengannya yang tadi tidak sengaja terkena pukulan oleh Tia. Tia
memanggil nama Kris terus menerus, berusaha mencari tahu Kris masih sadar ato
tidak.
“Oppa…Kris oppa…” Tia
terus berusaha mengajak Kris bicara, dan akhirnya Kris menyahut dengan suara
pelan. Lega hati Tia bahwa Kris masih sadar.
“Oppa…mianhae…karena aku,
kau jadi sakit seperti ini. Pasti lenganmu sakit…?” Kris hanya menggeleng
pelan.
“Kita tunggu sampai pagi
hari, kemudian kita akan berusaha naik besok.” Kris berucap lirih, tak punya
kekuatan.
Sudah sekitar lima belas
menit berlalu, setelah Kris dan Tia terjatuh. Tia melihat Kris menggigil, Tia
melihat Kris yang hanya memakai kaos lengan panjang. Tia mulai berfikir, pasti
tadi Kris tergesa-gesa pergi dari villa untuk menemukannya.
Tia membuka jaketnya, ia
mulai menggeser tubuhnya lebih dekat pada Kris dan menyelimuti tubuh Kris
dengan jaketnya. Kemudian Tia merangkul Kris supaya Kris hangat.
“Apa yang kau lakukan
hah?” Tanya Kris yang saat itu ternyata masih setengah sadar. “Cepat pakai
jaketmu.”
“Sireo. Karena saat ini
oppa lebih memerlukannya.” Tangan Tia merangkul Kris lebih dekap lagi dan Tia
juga ikut masuk dalam jaketnya. “Kalo begini kita tidak akan kedinginan.” Kris
hanya tersenyum tipis dengan mata terpejam menahan rasa sakit dilengannya.
& & & &
&
Para petugas mencari Kris
dan Tia dengan teliti dalam hutan. Mereka dibagi beberapa kelompok, supaya
dapat menemukan orang yang hilang tersebut dalam hutan.
Sudah sekitar satu jam
para petugas itu mencari keberadaan Kris dan Tia, akhirnya mendapatkan suatu
hasil.
“Jeogi jeogi…disana, aku
seperti melihat sesuatu…” kata salah satu petugas sambil menyorotkan lampu
senternya ke arah semak-semak, hampir dekat jurang.
“Yah..!!! apa kalian
disana?” teriak salah satu petugas.
“Ye…kami disini…” Tia yang
saat itu masih sadar menjawab petugas itu.
“Oke. Tunggu sebentar kami
akan menolong kalian.”
“Oppa, kita ditemukan.”
Ucap Tia dengan senang walo sedikit lemas. “Oppa….oppa…” Tia
menggoncang-goncang tubuh Kris. “Oppa…jebal…oppa…andwe…” ucap Tia begitu
kwatir.
bersambung,,,,,
sudah hampir satu tahun....aku bisa memposkan lanjutan THIEF OF LOVE.
BalasHapusbersyukur sekarang bisa lanjut lagi...terima kasih Tuhan...
:)