Pemain
Utama : Tia (Chocolat)
Kris (Exo M)
Pemain
Pendukung : Xiu Min, Lay, Tao (Exo M)
Part 1
Siang itu salah satu pusat
perbelanjaan yang ternama di Seoul
ramai pengunjung. Bukan hanya orang yang akan membeli barang-barang keperluan
saja yang ada disana, tapi orang yang hanya untuk sekedar hang out pun juga
ada.
Dengan cepat salah seorang pria menaiki
escalator, walaupun bisa dengan santai, tapi ia berlajan menaiki tangga
escalator satu persatu. Sampailah ia diujung escalator, kemudian melanjutkan
langkahnya dengan tergesa-gesa.
Dug!!!
“Juisonghamnida.” Ucap
pria itu pada seseorang yang ditabraknya. Orang yang ditabrak hanya menunduk
dan mengangguk kemudian berlalu. Terlihat orang yang ia tabrak tidak
kenapa-napa, ia kembali melangkah. Tapi langkahnya terhenti dan berbalik ke
arah orang yang ia tabrak tadi.
“Maaf, tunggu sebentar!”
panggilnya pada orang yang ia tabrak tadi kurang lebih sudah enam meter
jaraknya. Tiba-tiba orang itu malah mempercepat jalannya.
“Yah! Berhenti!” pria itu
segera mengejar, dan orang itu juga malah berlari.
Alhasil terjadilah
kejar-kejaran antara pria itu dan orang yang ia tabrak tadi di dalam pusat
perbelanjaan. Pengunjung disana juga tampak bingung dan takut pada tingkah
mereka berdua. Bukan dibantu, tapi mereka lebih menghindari aksi itu. Pria itu
mengejar sampai di luar pusat perbelanjaan.
“Kemana orang itu?”
napasnya tampak terengah-engah. “Sial!! Awas kau!” ada raut kesal dan kecewa
pada wajah pria itu. Ia kemudian berjalan menuju pintu masuk pusat
perbelanjaan.
“Kris!!” seseorang
memanggil, pria itu menoleh dan menunggu orang yang memanggilnya.
“Hi!” memberi salam dengan
melakukan toast.
“Kenapa kau? Mengapa muka
mu begitu?” tanya temannya.
“Akan aku ceritakan nanti,
Xiu Min.” mereka berjalan bersama-sama.
&&&&&
“Hhhhh...hhhh...hhhh…”
nafasnya terengah-engah, ia mencoba menilik dari balik jendela mobil. Ia tidak
menemukan orang yang mengejarnya tadi, ia merasa aman. Dengan lega ia
menyandarkan tubuhnya dijok mobil tempat ia bersembunyi. Ia merasa beruntung
karena ada mobil terparkir dan pintu tidak dikunci. Ia mengatur nafasnya dengan
baik.
“Juisonghamnida nona. Apa
yang sedang anda lakukan?” tanya seseorang yang pasti mengagetkannya.
Pelan-pelan ia menoleh ke asal suara, dan ia tersenyum kaku pada orang
tersebut.
&&&&&
Kris dan Xiu Min sudah
berada di dalam salah satu café yang ada di pusat perbelanjaan. Mereka kemudian
menyapa teman-teman yang sudah ada disana menunggu mereka.
“Kenapa kalian bisa datang
bersamaan?” tanya Lay.
“Aku bertemu dengannya di
pintu masuk, dengan wajah yang tidak menyenangkan.” Melihat ke arah Kris sambil
menggigit camilan. “Katanya kau mau bercerita kenapa mukamu begitu tadi?”
“Wae-yo?” Tao ikut
penasaran.
Nampak Kris menghela
nafas, teman-temannya memperhatikan dengan seksama dan menunggunya bercerita.
“Hari ini aku sial.”
Ucapnya singkat kemudian meneguk minuman.
“Sial? Wae?” Tao tambah
penasaran.
“Waktu aku menuju ke sini
aku menabrak orang.”
“Nugu?” Lay bertanya dan
belum sempat dijawab ia sudah menambah pertanyaan. “Namja or Yeoja?”
“Yeoja.”
“Hah?! Kenapa kau bisa
menyebut itu sebagai kesialan Hyung?” Tao bertanya lagi sambil memakan nasi
pesanannya.
“Iya. Bukannya kau bisa
mengajaknya kenalan.” Goda Xiu Min.
“Wanita itu mencuri
dompetku! Dan saat aku mengejarnya aku tidak berhasil menangkapnya.” Kris
kesal. Teman-temannya kemudian berhenti melakukan aktifitas mereka, dan mulai
tertawa.
“Jinja-yo?” mereka
bertanya secara serentak.
“Kalian senang?” tanya
Kris sebal karena temannya tidak peduli malah senang.
“Mian. Aku tidak tahu
kalau kau sedang sial.” Xiu Min mencoba menenangkan, selagi yang lain masih
menahan tawa.
“Mungkin ini hadiah
kedatanganmu dari luar negri Hyung…” ucap Tao menggoda Kris.
“Kalau aku menangkapnya,
aku akan ajak dia kencan.” Lay berbicara sambil lalu saja, yang membuat lainya
tertawa juga, kecuali Kris.
&&&&&
Mobil sedan warna hitam
melaju di jalan dengan kecepatan sedang.
Kemudian memasuki halaman parkir sebuah restoran. Mobil telah terparkir dengan
baik, orang yang didalamnya keluar dari mobil, lalu masuk ke restoran.
“Nona, silahkan pesan apa
yang kau suka.” Orang paruh baya itu mempersilahkan.
“Gamsahamnida ajusi. Anda
tidak perlu berbuat seperti ini.”
“Gwaenchana. Kau tidak
perlu takut padaku nona. Aku bukan orang jahat.” Pria itu berkata seperti
mengetahui apa yang dipikirkan nona muda yang masuk ke dalam mobilnya. Mereka
telah memilih dan memesan beberapa menu makan siang.
“Siapa namamu nona?” tanya
pria paruh baya itu.
“Nama saya Tia, ajusi.”
Jawab nona itu, membuat pria itu tersenyum. Tia merasa aneh. “Kenapa anda
tersenyum ajusi?”
“Ani. Bisakah kau tidak
memanggilku ajusi?” pinta pria itu.
“Ah! Juisonghamnida. Apa
itu menyinggung anda?”
“Ani. Tapi itu merasa
membuat kita tidak dekat.”
Hah?? Memang kita tidak saling
kenal bukan?
Batin Tia.
“Mengapa kau bisa masuk ke
dalam mobilku?” tanya pria itu pada Tia.
“Maaf. ….” Tia terhenti ia
bingung harus memanggil apa pada pria yang ada dihadapannya.
“Aboji.” Ucap pria itu
tiba-tiba yang membuat mata Tia terbelalak tak percaya. “Anggap saja aku ini
ayahmu. Bolehkah?” pinta pria itu dengan pandangan memohon. Tia tak kuasa
menolak.
“Maaf, ayah.” Tia
mengucapkan kata ayah dengan canggung. “Tadi aku dikejar-kejar orang.”
“Kenapa kau dikejar-kejar
orang?”
“Emm,,,,,karena orang itu
tergila-gila padaku.” Ucap Tia sambil menyendok makanannya.
“Pengagum beratmu?”
“Hm…boleh juga ayah bilang
begitu. Hehehe.” Mereka berdua tertawa renyah, bagaikan orang yang benar-benar
dekat, tak terlihat bahwa mereka baru pertama bertemu.
“Dimana kau tinggal Tia?
Ayah akan mengantarmu pulang.” Tanya pria itu pada Tia setelah mereka
menyelesaikan makan siang. Tia hanya terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Wae?” pria itu sedikit
bingung. “Apa kau lupa dimana kau tinggal?”
&&&&&
“Apakah ayah sudah ada di
ruangannya?” tanya Kris pada seseorang yang berada diseberang teleponnya.
“Tolong sampaikan pada ayah, aku akan menginap di rumah Xiu Min malam ini.” Setelah
menelepon Kris kembali ke kursi berkumpul dengan teman-temannnya.
“Hmm….bagaimana ini? Orang
yang seharusnya mentraktir kita, sedang kehilangan dompetnya.” Ucap Lay sambil
menyandarkan diri di kursi merasa kenyang.
“Apakah kita harus iuran
untuk ini?” Tao menimpali.
“Yah! Kalian memang tidak
punya perasaan.” Kris menanggapi.
“Kris. Tidak usah marah
pada mereka. Biar aku yang membayar tagihan ini dulu.” Xiu Min benar-benar
teman yang pengertian.
“Jungmal-yo? Gomawo Xiu
Min –ah…” dengan senyum yang cool kemudian memeluk Xiu Min.
“Ye. Ye. Ye. Tapi kau
harus menggantinya lain kali.” Ucap Xiu Min menepuk punggung Kris, membuat Lay
dan Tao tekekeh.
“Xiu Min hyung….ternyata
kau sama saja.” Ucap Tao.
“Dasar kau!” dengan
tangannya Kris mencoba memukul Tao, tapi tidak dilakukannya. “Dari tadi hanya
menertawakan penderitaanku. Jika aku sudah menemukan dompetku, aku akan
membalasmu.” Tao mengangguk-angguk menanggapi ocehan Kris.
“Kau harus membalasnya
dengan mentraktir kami hyung.” Lay ikut berkomentar. Membuat Kris melirik tidak
suka dari tempat ia duduk.
bersambung,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar