Kamis, 17 April 2014

(ori) THIEF OF LOVE part 1




Pemain Utama               :           Tia (Chocolat)
Kris (Exo M)

Pemain Pendukung         :           Xiu Min, Lay, Tao (Exo M)
                                                Melanie, Min Soa, Juliane (Chocolat)
                                                Hwang Chan Sung (2PM)



Genre                           :           romance, family

                                                
Part 1

Siang itu salah satu pusat perbelanjaan yang ternama di Seoul ramai pengunjung. Bukan hanya orang yang akan membeli barang-barang keperluan saja yang ada disana, tapi orang yang hanya untuk sekedar hang out pun juga ada.
 Dengan cepat salah seorang pria menaiki escalator, walaupun bisa dengan santai, tapi ia berlajan menaiki tangga escalator satu persatu. Sampailah ia diujung escalator, kemudian melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa.

Dug!!!

“Juisonghamnida.” Ucap pria itu pada seseorang yang ditabraknya. Orang yang ditabrak hanya menunduk dan mengangguk kemudian berlalu. Terlihat orang yang ia tabrak tidak kenapa-napa, ia kembali melangkah. Tapi langkahnya terhenti dan berbalik ke arah orang yang ia tabrak tadi.

“Maaf, tunggu sebentar!” panggilnya pada orang yang ia tabrak tadi kurang lebih sudah enam meter jaraknya. Tiba-tiba orang itu malah mempercepat jalannya.
“Yah! Berhenti!” pria itu segera mengejar, dan orang itu juga malah berlari.

Alhasil terjadilah kejar-kejaran antara pria itu dan orang yang ia tabrak tadi di dalam pusat perbelanjaan. Pengunjung disana juga tampak bingung dan takut pada tingkah mereka berdua. Bukan dibantu, tapi mereka lebih menghindari aksi itu. Pria itu mengejar sampai di luar pusat perbelanjaan.

“Kemana orang itu?” napasnya tampak terengah-engah. “Sial!! Awas kau!” ada raut kesal dan kecewa pada wajah pria itu. Ia kemudian berjalan menuju pintu masuk pusat perbelanjaan.

“Kris!!” seseorang memanggil, pria itu menoleh dan menunggu orang yang memanggilnya.

“Hi!” memberi salam dengan melakukan toast.

“Kenapa kau? Mengapa muka mu begitu?” tanya temannya.

“Akan aku ceritakan nanti, Xiu Min.” mereka berjalan bersama-sama.

&&&&&

“Hhhhh...hhhh...hhhh…” nafasnya terengah-engah, ia mencoba menilik dari balik jendela mobil. Ia tidak menemukan orang yang mengejarnya tadi, ia merasa aman. Dengan lega ia menyandarkan tubuhnya dijok mobil tempat ia bersembunyi. Ia merasa beruntung karena ada mobil terparkir dan pintu tidak dikunci. Ia mengatur nafasnya dengan baik.

“Juisonghamnida nona. Apa yang sedang anda lakukan?” tanya seseorang yang pasti mengagetkannya. Pelan-pelan ia menoleh ke asal suara, dan ia tersenyum kaku pada orang tersebut.

&&&&&

Kris dan Xiu Min sudah berada di dalam salah satu café yang ada di pusat perbelanjaan. Mereka kemudian menyapa teman-teman yang sudah ada disana menunggu mereka.

“Kenapa kalian bisa datang bersamaan?” tanya Lay.

“Aku bertemu dengannya di pintu masuk, dengan wajah yang tidak menyenangkan.” Melihat ke arah Kris sambil menggigit camilan. “Katanya kau mau bercerita kenapa mukamu begitu tadi?”

“Wae-yo?” Tao ikut penasaran.

Nampak Kris menghela nafas, teman-temannya memperhatikan dengan seksama dan menunggunya bercerita.

“Hari ini aku sial.” Ucapnya singkat kemudian meneguk minuman.

“Sial? Wae?” Tao tambah penasaran.

“Waktu aku menuju ke sini aku menabrak orang.”

“Nugu?” Lay bertanya dan belum sempat dijawab ia sudah menambah pertanyaan. “Namja or Yeoja?”

“Yeoja.”

“Hah?! Kenapa kau bisa menyebut itu sebagai kesialan Hyung?” Tao bertanya lagi sambil memakan nasi pesanannya.

“Iya. Bukannya kau bisa mengajaknya kenalan.” Goda Xiu Min.

“Wanita itu mencuri dompetku! Dan saat aku mengejarnya aku tidak berhasil menangkapnya.” Kris kesal. Teman-temannya kemudian berhenti melakukan aktifitas mereka, dan mulai tertawa.

“Jinja-yo?” mereka bertanya secara serentak.

“Kalian senang?” tanya Kris sebal karena temannya tidak peduli malah senang.

“Mian. Aku tidak tahu kalau kau sedang sial.” Xiu Min mencoba menenangkan, selagi yang lain masih menahan tawa.

“Mungkin ini hadiah kedatanganmu dari luar negri Hyung…” ucap Tao menggoda Kris.

“Kalau aku menangkapnya, aku akan ajak dia kencan.” Lay berbicara sambil lalu saja, yang membuat lainya tertawa juga, kecuali Kris.

&&&&&

Mobil sedan warna hitam melaju di jalan dengan  kecepatan sedang. Kemudian memasuki halaman parkir sebuah restoran. Mobil telah terparkir dengan baik, orang yang didalamnya keluar dari mobil, lalu masuk ke restoran.

“Nona, silahkan pesan apa yang kau suka.” Orang paruh baya itu mempersilahkan.

“Gamsahamnida ajusi. Anda tidak perlu berbuat seperti ini.”

“Gwaenchana. Kau tidak perlu takut padaku nona. Aku bukan orang jahat.” Pria itu berkata seperti mengetahui apa yang dipikirkan nona muda yang masuk ke dalam mobilnya. Mereka telah memilih dan memesan beberapa menu makan siang.

“Siapa namamu nona?” tanya pria paruh baya itu.

“Nama saya Tia, ajusi.” Jawab nona itu, membuat pria itu tersenyum. Tia merasa aneh. “Kenapa anda tersenyum ajusi?”

“Ani. Bisakah kau tidak memanggilku ajusi?” pinta pria itu.

“Ah! Juisonghamnida. Apa itu menyinggung anda?”

“Ani. Tapi itu merasa membuat kita tidak dekat.”

Hah?? Memang kita tidak saling kenal bukan? Batin Tia.

“Mengapa kau bisa masuk ke dalam mobilku?” tanya pria itu pada Tia.

“Maaf. ….” Tia terhenti ia bingung harus memanggil apa pada pria yang ada dihadapannya.

“Aboji.” Ucap pria itu tiba-tiba yang membuat mata Tia terbelalak tak percaya. “Anggap saja aku ini ayahmu. Bolehkah?” pinta pria itu dengan pandangan memohon. Tia tak kuasa menolak.

“Maaf, ayah.” Tia mengucapkan kata ayah dengan canggung. “Tadi aku dikejar-kejar orang.”

“Kenapa kau dikejar-kejar orang?”

“Emm,,,,,karena orang itu tergila-gila padaku.” Ucap Tia sambil menyendok makanannya.

“Pengagum beratmu?”

“Hm…boleh juga ayah bilang begitu. Hehehe.” Mereka berdua tertawa renyah, bagaikan orang yang benar-benar dekat, tak terlihat bahwa mereka baru pertama bertemu.

“Dimana kau tinggal Tia? Ayah akan mengantarmu pulang.” Tanya pria itu pada Tia setelah mereka menyelesaikan makan siang. Tia hanya terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Wae?” pria itu sedikit bingung. “Apa kau lupa dimana kau tinggal?”

&&&&&

“Apakah ayah sudah ada di ruangannya?” tanya Kris pada seseorang yang berada diseberang teleponnya. “Tolong sampaikan pada ayah, aku akan menginap di rumah Xiu Min malam ini.” Setelah menelepon Kris kembali ke kursi berkumpul dengan teman-temannnya.

“Hmm….bagaimana ini? Orang yang seharusnya mentraktir kita, sedang kehilangan dompetnya.” Ucap Lay sambil menyandarkan diri di kursi merasa kenyang.

“Apakah kita harus iuran untuk ini?” Tao menimpali.

“Yah! Kalian memang tidak punya perasaan.” Kris menanggapi.

“Kris. Tidak usah marah pada mereka. Biar aku yang membayar tagihan ini dulu.” Xiu Min benar-benar teman yang pengertian.

“Jungmal-yo? Gomawo Xiu Min –ah…” dengan senyum yang cool kemudian memeluk Xiu Min.

“Ye. Ye. Ye. Tapi kau harus menggantinya lain kali.” Ucap Xiu Min menepuk punggung Kris, membuat Lay dan Tao tekekeh.

“Xiu Min hyung….ternyata kau sama saja.” Ucap Tao.

“Dasar kau!” dengan tangannya Kris mencoba memukul Tao, tapi tidak dilakukannya. “Dari tadi hanya menertawakan penderitaanku. Jika aku sudah menemukan dompetku, aku akan membalasmu.” Tao mengangguk-angguk menanggapi ocehan Kris.

“Kau harus membalasnya dengan mentraktir kami hyung.” Lay ikut berkomentar. Membuat Kris melirik tidak suka dari tempat ia duduk.

bersambung,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar