3.
Keadaan berubah
180 derajat, mulai mencekam bagi Yoo jung. Ia ingin itu hanyalah mimpi dan ia
bangun dengan keadaan yang lebih normal. Seseorang yang ditunggu sudah datang
dan sudah duduk bersama-sama dengan mereka. Nyonya Min ji meminta nenek untuk
mengeluarkan benda yang sudah mereka simpan masing-masing. Kotak yang sama
persis dengan isi yang berbeda ukuran. Itu adalah…cincin. Milik nyonya Min ji
ukurannya lebih kecil dari milik nenek.
“Perjanjian yang
kami buat.” Nyonya Min ji mulai angkat bicara. “Pernikahan.”
Yoo jung merasa
mendengar gemuruh yang dahsyat saat nyonya Min ji menyebutkan kata
“Pernikahan.”. Siapa yang akan menikah?
Batin Yoo jung. Ia memandang orang yang ada di depannya, yang hanya diam saja
bahkan matanya tertunduk. Tidak peduli, kata itu yang tersirat diwajah orang
yang dipandang Yoo jung.
Kedua wanita
baya itu meminta agar cucu mereka menikah. Nyonya Min ji menyuruh cucunya untuk
memberikan kotak yang berisi cincin itu pada Yoo jung begitu pula sebaliknya.
Didepan nenek mereka, kedua cucu itu memakai cincin. Yoo jung sempat menoleh
pada nenek, ragu untuk melakukan hal itu. Tapi wajah nenek begitu gembira,
setelah cucu nyonya Min ji dengan mantab memasangkan cincin yang disodorkan Yoo
jung.
Pertemuan antara
kedua teman karib dan cucu mereka berlangsung membahagiakan, khususnya untuk
kedua nenek. Yoo jung dan nenek diantar pulang oleh Nyonya Min ji dan cucunya.
“Chang kyun-ah…”
nyonya Min ji memanggil cucunya. Nah, orang tersebut yang membuat Yoo jung
sedikit gemetar takut. Yoo jung merasa terintimidasi berada bersama-sama
dengannya. Bagaimana tidak, ternyata teman neneknya adalah pemilik perusahaan
tempat ia bekerja. Dan Yoo jung hanya pegawai yang tarafnya biasa-biasa saja,
bagaimana tidak biasa, karena dia hanyalah tukang bersih-bersih.
Chang kyun, cucu
nyonya Min ji yang memegang kemudi, Yoo jung duduk disampingnya, neneknya dan
nyonya Min ji duduk dibelakang. Dalam perjalanan pulang mengantar Yoo jung dan
nenek, Yoo jung sama sekali tak bergerak, bahkan ia takut untuk menelan ludah.
Berbeda dengan nenek-nenek yang ada dikursi belakang masih saja mengenang masa
lalu mereka serta bahagia karena cucu mereka sama sekali tidak melakukan
perlawanan.
Mobil yang
mereka tumpangi berhenti setelah beberapa saat Yoo jung memberitahu arah dengan
terbata-bata karena tenggorokannya kering. Driver segera keluar untuk
membukakan pintu, pertama ia membukakan pintu untuk Yoo jung kemudian untuk
nenek. Yoo jung dan nenek mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Sampai di rumah Yoo jung tidak mengucapkan
apa-apa pada neneknya, ia langsung masuk ke kamar. Yoo jung disanapun tidak
bisa tidur, matanya seakan tak mau terpejam, ia memandangi cincin yang ada
ditangan kirinya.
“Halmeoni…”
panggilnya didepan pintu kamar nenek, tak berapa lama nenek keluar. Mereka
sudah duduk bersama-sama, seakan tahu, nenek juga tidak tidur dan menunggu
cucunya bertanya.
“Mianhae Yoo
jung. Pasti tadi sangat mengejutkanmu?”
“Nek, aku
berharap nenek bilang itu hanya mimpi.” Yoo jung lelah. Nenek kemudian
menceritakan kisahnya pada Yoo jung, pertemanannya dengan Nyonya Min ji. Sampai
dimana mereka membuat perjanjian untuk menikahkan anak-anak mereka. Tapi hal
tersebut tidak bisa terlaksana karena, anak-anak mereka laki-laki. Dan takdir
membuat Nyonya Min ji lebih merana karena anak laki-laki semata wayang sakit
kemudian meninggal. Suaminya pengusaha dan nyonya Min ji berjuang untuk
bertahan, yang nenek tahu bahwa teman karibnya itu mengapdosi dua anak
laki-laki, yang sekarang menjadi cucu nyonya Minji.
Nenek juga
bercerita bahwa beberapa minggu yang lalu nenek mengunjungi Nyonya Min ji di
rumah sakit. Yoo jung terkejut karena nenek tidak memberitahu Yoo jung, ia
kawatir kalau-kalau nenek terjadi sesuatu. Nyonya Min ji ingin tetap menjadi
keluarga dengan nenek Yoo jung melalui pernikahan, itu adalah keinginan Nyonya
Min ji. Teman nenek yakin bahwa keturunan dari nenek Yoo jung akan mempunyai
sifat seperti neneknya.
“Nenek sangat
berharap, kau bisa mengabulkan keinginan nenek.”
“Sebenarnya aku
ingin marah padamu nek…” kata Yoo jung dengan nada sedih.
“Yoo
jung-ah…cucuku…aku percaya kau akan bahagia.” Kemudian Yoo jung mendekat pada
nenek dan memeluknya.
Aku bukan siapa-siapa…aku hanya manusia
kecil…aku tidak ingin berharap terlalu banyak..Aku juga ingin membahagiakanmu…nenek.
~ ~ ~ ~ ~
“Apa kau
menyesal dengan keputusanmu?” Tanya Nyonya Minji pada cucunya diruang kerja
pribadinya.
“Aku tidak
mengucapkan apa-apa.”
“Kau memang
tidak mengucapkannya, tapi raut wajahmu mengucapkannya.” Sorot mata kesal pada
cucunya “Ini adalah konsekuensi, jika kau ingin meraih segalanya. Dan selama
aku masih hidup, kendali masih ada ditanganku. Apa kau sanggup bertahan?”
“Nenek akan
melihat semuanya.” Chang kyun berbalik dan akan beranjak pergi.
“Aku tidak suka
dengan wanita itu.” Langkah Chang kyun terhenti mendengar ucapan nenek. “Dia
tidak serasi denganmu, untunglah dia menolak lamaranmu.”
“Apakah nenek
berbuat sesuatu padanya?” Chang kyun berbalik dan bertanya dengan gusar.
“Aku bukan orang
yang seperti itu. Jika aku mau, aku sudah menyingkirkannya sejak dulu. Nenekmu
pernah muda, untuk apa berbuat seperti itu. Karena dia menolakmu, maka aku memberanikan
diri untuk memberikan warisan ini padamu.”
“Dan jika dia
menerima lamaranku?”
“Hehehehe.”
Senyum nenek seakan mengejek. “Aku tidak yakin dia akan merubah jawabannya. Dan
jika itu terjadi, aku akan merubah pilihanku juga. Chang kyun-ah, aku nenek
yang membesarkanmu, aku tahu kau sejak aku memilihmu.”
~ ~ ~ ~ ~
“Yoo jung-ah…”
Do yeon memanggil Yoo jung “Yoo
jung-ah….Yoo jung….” Menggoyang-goyangkan telapak tangan didepan wajah
Yoo jung. “Yah! Choi Yoo jung!” bentak Do yeon kesal, Yoo jung tersentak kaget.
“Do yeon-ah….aku
belum mau masuk rumah sakit, dan aku tidak tahu apakah ada pendonor jantung
untukku….” Ucap Yoo jung tidak ada kekuatan sambil mengelus dadanya, terkejut.
“Hari ini kau
benar-benar aneh, apa kau sakit?”
“Aku ingin
sekali bisa sakit.” Yoo jung ngelantur. Do yeon hanya melongo mendengar jawaban
sahabatnya. “Do yeon-ah, aku ingin pergi sebentar.” Menyerahkan alat pel pada
Do yeon.
“Yah! Inikan
perkerjaanmu!” teriak Do yeon sesudah melihat kepergian Yoo jung.
~ ~ ~ ~ ~
Yoo jung
memberanikan diri untuk menemui Nyonya Minji di ruangannya. Walaupun awalnya
langkahnya ragu-ragu kemudian ia melanjutkannya. Dan akhirnya hanya berhenti di
lorong ia mengintip, ragu-ragu apakah nantinya ia diperbolehkan bertemu dengan
pemilik perusahaan.
Mohon ada keajaiban… Yoo jung berdoa.
Setelah selesai berdoa Nyonya Min ji keluar dari ruangannya bersama dengan
sekretarisnya. Yoo jung tak melewatkan kesempatan ini, ia meluncur.
“Permisi.
Bolehkah saya bicara sebentar dengan anda Presdir?” Yoo jung sudah membungkuk
dihadapan Nyonya Minji, karena malu atau takut ditolak.
“Ye. Araseo.”
Ternyata Nyonya Minji memberikan ijin padanya untuk berbicara diruanganya,
bicara empat mata.
Yoo jung dipersilahkan duduk oleh
nyonya Minji, Yoo jung menolak karena ia tidak pantas. Tapi Nyonya Minji
mengancam keluar jika Yoo jung tidak mau duduk dengan nyaman. Nyonya Minji
menunggu Yoo jung untuk mengungkapkan apa yang ia inginkan, tapi Yoo jung hanya
meremas-remas jemarinya.
“Jwisonghamnida
Presdir.” Kembali Yoo jung membungkuk. Akhirnya sebuah kata keluar dari
mulutnya, setelah ia duduk dan meremas-remas jemarinya. “Saya tahu ini akan
mengganggu jadwal anda, tapi tolong dengarkan saya sebentar.”
“Apa yang ingin
kau katakan?”
Yoo jung menelan ludahnya dan
memberanikan diri berbicara pada Nyonya Minji. Ia menolak dengan halus
pertunangannya dengan cucunya, yang adalah Direktur baru.
“Maaf, saya rasa
ini seharusnya kita hentikan.”
“Kenapa?”
“Saya rasa, Anda
salah memilih orang. Saya tidak cocok menjadi cucu menantu anda.”
“Bagaimana kau
tahu kalau itu cocok atau tidak?”
“Kita berbeda,
Nyonya Min ji. Saya tidak mau anda mendapat malu, karena saya tidaklah serasi
dengan keluarga anda.” Yoo jung mencari kata-kata yang halus dan mudah
dimengerti, bahwa status mereka berbeda. Pikir Yoo jung itu adalah alasan yang
kuat.
“Hehehehehe.
Jadi kita harus mengakhiri ini?”
“Ye.”
“Araseo.” Nyonya
Minji mengangguk-angguk
~ ~ ~ ~ ~
Chung ha sunbae
mencari Yoo jung tapi tidak menemukan dan ia bertanya pada Do Yeon.
“Hari ini Yoo
jung aneh,” membayangkan kejadian bersama Yoo jung “Ia melamun terus.”
“Apakah sedang
ada masalah dengan percintaannya?”
“Hei?!” Do yeon
menoleh ke Chung ha dengan alis bertaut. “Cinta? Dengan siapa?”
“Memang aku tahu
dengan siapa? Kau kan sahabatnya kenapa kau Tanya padaku.” Chung ha sewot,
gentian merengut kesal.
“Aku tidak
pernah tahu Yoo jung punya kekasih, kecuali orang brengsek itu.”
“Breng-sek.
Noogoo?”
“Aku tidak
mengerti apa yang ia suka darinya?”
~ ~ ~ ~ ~
Yoo jung tidak
ingin melakukan hal yang sulit bagi dirinya. Tapi ini tetap harus ia tempuh,
demi kelangsungan hidupnya. Yoo jung berdehem sebelum ia benar-benar
mengeluarkan suara dari tenggorokannya yang kering, walaupun ia sudah meneguk
air berulang kali.
“Jwisonghamnida.
Saya tidak pantas menemui anda, Direktur.” Yoo jung memberanikan diri memberikan
pesannya kepada Sekretaris Direktur untuk disampaikan pada Chang kyun. Dan
herannya, ternyata Chang kyun mau menemui Yoo jung ditempat yang Yoo jung
beritahukan dalam pesannya.
“Saya rasa anda tahu maksud dari
pertemuan ini?”
“Intinya?” Tanya
Chang kyun dengan nada tegas membuat Yoo jung gemetar.
bersambung