Jumat, 26 Juni 2015

(ori) THIEF OF LOVE part 17





Part 17

Tia sudah berada di rumah sakit, ia juga sudah mendapatkan perawatan.

“Tia-ah…” Melanie mengusap-usap punggung Tia.

“Melanie, aku tidak apa-apa.” Senyum Tia pada sahabatnya berusaha kuat. Kemudian Tia beranjak turun dari ranjangnya.

“Yah!! Oedi ga?” Melanie memegang tangan Tia ingin mencegah.

“Aku ingin ke ruangan Kris oppa.” Tia berjalan sambil membawa infusnya.

& & & & &

Tia duduk disebelah ranjang Kris, dengan diam ia memperhatikan Kris yang masih terbaring, Kris belum sadar dan tangan kirinya dibalut perban.

Oppa…mianhae…cepatlah bangun… ucap Tia dalam hati sambil menggenggam tangan kanan Kris.

“O.. Anyeonghaseyo Presdir.” Sapa Melanie yang saat itu bertemu dengan Presdir di depan kamar rawat Kris. Dengan isyarat jari telunjuk yang menempel dibibirnya, meminta Melanie untuk tidak bersuara terlalu keras. Kemudian mengisyaratkan supaya Melanie untuk ikut dengannya.

& & & & &

Melanie dan Presdir sudah duduk di cafeteria rumah sakit.

“Kau dan Tia, sudah lama menjadi teman?”

“Ye. Kami berteman sudah sejak kecil Presdir.”

“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa hal itu bisa menimpa Kris dan Tia?” Tanya Presdir ingin mengetahui cerita yang sebenarnya.

“Eeemmm…” Melanie sedikit ragu untuk menceritakan.

“Aku tidak akan menghukummu jika kau bercerita.”

“Jwisunghamnida..Presdir…”

“Ceritakan saja…tidak apa-apa…”

“Waktu itu….” Melanie mulai menceritakan kejadian tersebut.

& & & & &

“Apa kau sudah menengoknya?” Tanya Xiu Min pada Lay.

“Hyung, bagaimana aku bisa masuk ke kamarnya, hah?” tangannya bersedekap. “Tia-si masih ada di kamar Kris hyung, dan aku tak berani masuk, kau tau hyung,,,?” tiba-tiba Lay berbalik ke arah Xiu Min dengan tatapan aneh.

“Tau apa hah?!” Xiu Min merasa risih dilihat seperti itu. “Kau membuatku takut.”

“Tia-si memandang Kris hyung dengan tatapan yang sangat dalam…” Lay memperagakannya dengan menatap mata Xiu Min dalam-dalam. “Kalo seperti itu, aku tidak mau mengganggu mereka berdua.”

“Dasar kau ini…” Xiu Min melayangkan tangannya seakan ingin memukul Lay. “Apa Kris sudah sadar?”

“Yang ku tahu, Kris hyung belum sadar, setidaknya sebelum aku kembali kesini.”

& & & & &

Tia tidur di samping Kris terbaring dengan menelungkup, sebuah tangan membelai rambut Tia, tapi sepertinya Tia benar-benar terlelap. Jam sudah menunjukkan pukul satu, sejak dari Tia bangun dan tahu kalo Kris belum sadar, Tia dengan sabar menunggu di samping ranjang Kris.
Kris oppa…ireona… Tia mengginggau dengan pengucapan yang jelas. Rambut Tia dibelai lagi…dalam ruangan yang tidak begitu terang, tampak semburat senyum diwajah tersebut.

& & & & &

“Yah…” tubuh Tia tergoncang. “Yah…” orang itu berusaha membangunkan Tia. “Yah! I-reo-na!” nada suaranya mulai tinggi. Nampak Tia menggeliat, mendengar suara itu. Tubuh Tia sudah tegak, tapi matanya masih terpejam, ia mengucek matanya yang masih terasa berat.
Tia mengerjap-ngerjapkan matanya, ia mulai memfokuskan pandangannya. Nampak satu wajah yang tak asing baginya, tapi wajah itu menunjukan mimik tidaksuka.

“O! oppa?!” Tia terkejut. “Kau sudah sadar?”

“Kau itu yang belum sadar.” Sindirnya pada Tia. “Apa kau tidak punya kamar hah?! Sehingga menganggu pasien lain?!” dibentak begitu Tia hanya tersenyum seperti orang bodoh, kemudian memeluk Kris. Sontak Kris kaget dengan tindakan yang dilakukan Tia tiba-tiba.

“Aku sangat senang kau sadar oppa,,,” ucap Tia masih memeluk Kris. “Gomawo oppa….” Sejenak Kris menikmati pelukan hangat yang diberikan Tia.

“Hyung….anyeong…..” pintu kamar Kris dibuka tiba-tiba bersamaan dengan salam dari Tao, dan Tao kaget melihat Kris dipeluk Tia. “se…..yo…..” Tao terpana masih melanjutkan salamnya.

Tao jadi canggung sendiri dengan menggaruk kepalanya tidak gatal, dan menyeringai. Kris juga kaget dengan kehadiran Tao, mata Kris sedikit melotot karena terkejut. Tia kemudian melepaskan pelukannya kemudian berbalik menyapa Tao.

“Tao oppa, anyeonghaseyo…” sapa Tia “Oppa baru saja bangun.” Tia menjelaskan dengan senyum sumringah diwajahnya. “Aku akan keluar, supaya kalian bisa berbicara dengan nyaman.”
“Oppa, aku keluar…” pamit Tia pada Kris, kemudian keluar dari kamar Kris.

“Mwo??!” Tanya Kris sedikit membentak pada Tao, karena Tao menatap dengan curiga sembari tersenyum menggoda.

“Hyung, aku belum bertanya apapun..dan kau sudah memarahiku…” ucap Tao sambil menaruh bawaannya di atas meja samping tempat tidur Kris.

“Kau memang belum bertanya, tapi sorot matamu itu sudah mencurigaiku.”

“Hehehehehe.” Tao terkekeh. “Oya?! Benarkah aku begitu?” Tanya Tao menggoda. “Hyung…ini…” memberikan buah jeruk yang sudah dikupasnya untuk Kris.
“Hyung, asal kau tau saja, aku tidak bisa masuk kamarmu ini,” sambil mengunyah buah jeruk.

“Kenapa?”

“Karena Tia dari kemarin, ia berada di kamarmu, bagaimana aku bisa masuk? Dan lagi pula, Tia menggenggam erat tanganmu.” Tao memegang tangan Kris untuk peragaan. “Mana mungkin aku masuk dan menyuruhnya keluar dari kamarmu. Dan Tia menatapmu dengan rasa bersalah dan penuh rasa terima kasih, itu yang ku lihat.” Cerita Tao panjang lebar.
“Hyung? Hyung?! Kenapa kau melamun, hah?!”

“Aku tidak melamun.” Kris membantah. “Dimana yang laen?” Kris mengubah topic.

“Mereka juga sama, kemarin mereka sudah kemari, tapi mereka juga takut masuk kamarmu karena 1x24jam ada security yang menjagamu.” Jawab Tao sekenanya.

“Tao-yah.., apa Tia dari kemarin ada di kamarku?” Tanya Kris dengan nada hati-hati, Tao hanya menjawab dengan anggukan.

“Setelah kalian diselamatkan oleh petugas, kalian tak sadarkan diri. Tapi Tia sadar lebih cepat, setelah ia sadar bukan mengurus diri sendiri, tapi malah ia bergegas mencari kamarmu dan seharian ia tidak pergi dari sampingmu hyung, itu yang diceritakan Melanie padaku.” Kris mendengarkan dengan baik cerita Tao, dengan mata yang menerawang.

bersambung,,,,,

Rabu, 20 Mei 2015

(ori) THIEF OF LOVE part 16

Part 16

Melanie sudah berjongkok lemas, Tao kemudian menuntun Melanie supaya bisa duduk dengan baik.

“Aku takut oppa, aku takut kalo Tia tidak akan pulang…” Melanie benar-benar mencemaskan teman kecilnya.

“Yakinlah bahwa Tia akan baik-baik saja.” Tao mendekap tubuh Melanie.

“Yah… Tao-ah, Melanie-si, apakah jalan-jalanmu tadi belum cukup? Sehingga kalian harus berpelukan pada jam segini hah?” Tanya Xiu Min asal, waktu mengetahui bahwa Tao belum tidur, dan dibelakang Xiu Min diikuti Lay.

“Hyung, kau jangan sembarangan, Tia tersesat didalam hutan, dan Kris hyung sedang mencarinya sekarang.” Tao menjelaskan dengan nada sedikit sewot.

“Mwo??!!” Xiu Min dan Lay terkejut bersamaan.

& & & & &

Saat kaki Tia berjalan beberapa langkah, ia mendengar suara geraman hewan hutan, dan sontak Tia menjerit ketakutan.
“AAAaaaaaaa……..”
Tia kembali berjongkok dan menutup telinganya, dengan kedua telapak tangannya. Sudah persis seperti buronan yang tertangkap polisi.
“Jangan makan aku….” Ucap Tia lirih dengan gemetar, Tia mengetahui ada suara langkah kaki yang menuju ke arah tempat ia berada. Tia masih menundukan kepalanya diantara tangannya, Tia tidak berani menatap ke arah suara itu berasal. Tia membelakangi asal suara, dan tak sengaja tangannya menemukan suatu benda. Dengan sigap dan keberanian yang dikumpulkan dengan susah payah Tia mengambil benda itu kemudian bangkit berdiri dan mengayunkan benda itu.
Bug!! Benda yang diayunkan adalah ranting yang berukuran diameter empat sentimeter dengan panjang kurang lebih satu meter. Sepertinya benda itu mengenai sesuatu.
“Au!” terdengar suara kesakitan. Tia membuka matanya.

“Oppa!” panggil Tia spontan dan reflex Tia langsung saja mendekap tubuh orang yang tak sengaja terkena pukulannya.

& & & & &

Xiu Min dan Lay mondar-mondir menunggu Kris. Tao tetap berada disamping Melanie, berusaha menenangkan.

“Aku akan menyusul.” Ucap Lay.

“Lay, bukankah kita sudah memberitahukan petugas keamanan, kita tunggu saja mereka.” Xiu Min berusaha menenangkan dan mencegah Lay.

“Jika mereka tidak menemukan Kris hyung bagaimana?” pertanyaan Lay membuat Melanie semakin gusar, Tao yang mengetahui gelagat Melanie kemudian menyanggah.

“Lay hyung, kau ini berkata apa? Mereka pasti akan menemukan Kris hyung dan Tia-si, jangan membuat Melanie semakin cemas.”

“Aku tidak bisa berdiam seperti ini, aku harus ikut mencari Tia.” Melanie ingin ikut mencari Tia.

“Melanie-si, lebih baik kau menunggu, yakin mereka akan menemukannya.” Tao tetap menenangkan Melanie, dan kemudian menoleh ke arah Lay dengan isyarat menyuruh Lay diam. Xiu Min juga ikut memukul kepala Lay pelan, supay Lay tenang dan tidak membuat Melanie semakin cemas memikirkan keadaan temannya.

& & & & &

Tia dengan erat memeluk tubuh Kris, masih dalam keadaan gemetar.

“Gwaenchana….” Ucap Kris menenangkan Tia, Kris merasakan tubuh Tia sungguh gemetar ketakutan. Kris membelai rambut Tia yang basah karena keringat dengan lembut. “Apakah kau bisa berjalan?” Tanya Kris pada Tia yang masih memeluknya, dan dijawab dengan anggukan.

Kris menuntun Tia berjalan ke luar dari dalam hutan, mereka berjalan pelan-pelan. Kris pun juga tak mengucapkan sepatah katapun saat menuntun Tia, Kris merangkul tubuh Tia dengan tangan kirinya dan memegang tangan kanan Tia dengan tangan kanannya.
Tiba-tiba Kris melepaskan rangkulannya dan berjalan mendahului Tia, kemudian Kris berjongkok di depan Tia.
“Naiklah.” Ucap Kris saat ia sudah dalam posisi berjongkok.

“Oppa…”

“Naiklah, maka kita akan cepat bisa keluar bersama-sama dari sini.” Tia akhirnya menuruti perkataan Kris untuk naik ke atas punggungnya. Tia sudah berada pada gendongan Kris, pelan-pelan Kris melangkah dengan hati-hati.

“Oppa…” panggil Tia dengan lemas, dan Kris hanya berdehem menjawab. “Bukankah aku berat?”

“Iya.” Jawab Kris dengan senyum yang tak bakal bisa dilihat oleh Tia, Kris tersenyum karena merasa lucu dengan pertanyaan Tia yang masih bisa berfikir seperti itu disaat seperti ini.

“Kalo begitu akan turun dan berjalan saja…” Tia berusaha turun dari gendongan Kris.

“Yah…kau diam saja, kalo kau tetap ingin turun aku akan meninggalkanmu disini.” Diancam begitu, Tia mengurungkan niatnya untuk turun dari gendongan Kris.
Mereka mulai berada dijalan menurun, saat Kris berjalan tiba-tiba kakinya sedikit tersandung. Kris berjalan dengan hati-hati, ia melanjutkan langkahnya lagi. Tapi memang dasar lagi apes… Kris tersandung lagi dan tergelincir, membuat mereka terjerembab ke semak-semak hampir ke jurang.
Kris dan Tia tergeletak setelah terguling dan mereka merasakan kesakitan, Tia melihat Kris tak jauh dari tempatnya.

“Oppa,,,” Tia merayap-rayap mendekati Kris, Tia mengguncap-guncang tubuh Kris. “Oppa…gwaenchana??” Tia cemas, Kris mengerang dan mulai membuka matanya, kemudian ia pelan-pelan bangkit dan duduk, mencoba mengatur posisinya.

& & & & &

“Kita jangan memberitahu paman.” Xiu Min menyarankan. “Kita tunggu sampai Kris dan Tia ditemukan, baru kita memberitahu paman.”

“Hyung, kenapa begitu?” Lay heran. “Bukankah lebih baik kita beritahu paman secepatnya. Supaya mereka berdua segera ditemukan.”

“Kau benar Lay.” Kemudian Xiu Min memukul kepala Lay dengan bantal. “Apa kau tidak tahu bahwa tadi paman pulang karena ada urusan bisnis, hah?!” Tanya Xiu Min sedikit berteriak.

“Lebih baik kita tunggu satu jam lagi, kalo tidak ada kabar. Mau tidak mau kita harus memberitahu paman, peristiwa ini.” Tao memberikan pilihan yang lain. Lay dan Xiu Min mengangguk menyetujui. Melanie melipat tangannya dengan cemas ia berdoa untuk keselamatan Tia dan Kris.

& & & & &

Kris kesakitan, ia memegangi lengannya yang tadi tidak sengaja terkena pukulan oleh Tia. Tia memanggil nama Kris terus menerus, berusaha mencari tahu Kris masih sadar ato tidak.

“Oppa…Kris oppa…” Tia terus berusaha mengajak Kris bicara, dan akhirnya Kris menyahut dengan suara pelan. Lega hati Tia bahwa Kris masih sadar.
“Oppa…mianhae…karena aku, kau jadi sakit seperti ini. Pasti lenganmu sakit…?” Kris hanya menggeleng pelan.

“Kita tunggu sampai pagi hari, kemudian kita akan berusaha naik besok.” Kris berucap lirih, tak punya kekuatan.

Sudah sekitar lima belas menit berlalu, setelah Kris dan Tia terjatuh. Tia melihat Kris menggigil, Tia melihat Kris yang hanya memakai kaos lengan panjang. Tia mulai berfikir, pasti tadi Kris tergesa-gesa pergi dari villa untuk menemukannya.
Tia membuka jaketnya, ia mulai menggeser tubuhnya lebih dekat pada Kris dan menyelimuti tubuh Kris dengan jaketnya. Kemudian Tia merangkul Kris supaya Kris hangat.

“Apa yang kau lakukan hah?” Tanya Kris yang saat itu ternyata masih setengah sadar. “Cepat pakai jaketmu.”

“Sireo. Karena saat ini oppa lebih memerlukannya.” Tangan Tia merangkul Kris lebih dekap lagi dan Tia juga ikut masuk dalam jaketnya. “Kalo begini kita tidak akan kedinginan.” Kris hanya tersenyum tipis dengan mata terpejam menahan rasa sakit dilengannya.

& & & & &

Para petugas mencari Kris dan Tia dengan teliti dalam hutan. Mereka dibagi beberapa kelompok, supaya dapat menemukan orang yang hilang tersebut dalam hutan.
Sudah sekitar satu jam para petugas itu mencari keberadaan Kris dan Tia, akhirnya mendapatkan suatu hasil.

“Jeogi jeogi…disana, aku seperti melihat sesuatu…” kata salah satu petugas sambil menyorotkan lampu senternya ke arah semak-semak, hampir dekat jurang.

“Yah..!!! apa kalian disana?” teriak salah satu petugas.

“Ye…kami disini…” Tia yang saat itu masih sadar menjawab petugas itu.

“Oke. Tunggu sebentar kami akan menolong kalian.”


“Oppa, kita ditemukan.” Ucap Tia dengan senang walo sedikit lemas. “Oppa….oppa…” Tia menggoncang-goncang tubuh Kris. “Oppa…jebal…oppa…andwe…” ucap Tia begitu kwatir.

bersambung,,,,,