Cast : Choi Yoo Jung (I.O.I, Produce 101)
Im Chang
Kyun (Monsta X)
Yoo Ki Hyun (Monsta X)
Kim Do Yeon (I.O.I, Produce 101)
Yoo Yeun
Jung (I.O.I, Produce 101)
Chani (Neo School)
Chung Ha (I.O.I, Produce 101)
Shownu (Monsta X)
Min Hyuk (Monsta X)
MJ (Astro)
Genre : Roman,
Family, Friend, Adult
1.
Pulsanghae…mengapa cinta setulus itu
ditolak? Batinnya dalam hati,
sedang mendengarkan pernyataan cinta seorang laki-laki pada wanita pujaannya. Jika aku yang dibegitukan, aku tidak akan
menyia-nyiakannya. Mulai berkhayal, bahkan ia lupa apa yang seharusnya ia
kerjakan.
Tiba-tiba bunyi
langkah suara mendekat ke arahnya, ia mulai tersentak dan gugup. Tanpa pikir
panjang ia mulai berlari kecil karena takut ketahuan kalau dia menguping
pembicaraan sepasang kekasih itu. Dan tanpa sengaja ia menendang ember yang
berisi air sehinga menimbulkan suara dan membuat celana juga sepatunya menjadi
basah. Tapi ia berhasil menyelamatkan diri, sehingga ia tidak kepergok.
~ ~ ~ ~ ~
“Yah! Yoo
jung-ah! Darimana saja kau hah?!” Tanya Chung-ha sunbae. Yoo jung membungkuk
meminta maaf. “Cepat kita harus berkumpul, karena kepala Kim ingin memberi
pengumuman pada kita.”
Mereka berdua kemudian berkumpul
di ruangan pegawai cleaning service. Teman-teman se-profesi dengan mereka sudah
berkumpul, dan kepala Kim sudah ada didepan.
“Anak-anak… Cepat!
Cepat! Cepat! Atur barisan kalian!” kepala Kim berteriak untuk menertibkan.
Sambil membuat barisan, para pegawai wanita itu malah asyik berkasak-kusuk ria.
“Yah! Kalian pasti bertanya-tanya.” Pak Kim sepertinya tahu apa yang
dikasak-kusukan. “Hari ini, ada Direktur yang mau melihat kita. Ini suatu
kebanggaan dan kehormatan untuk kita.” Mukanya semangat walaupun ditahan. “Kita
tunggu sebentar, Direktur sedang menuju kemari.”
Tak berapa lama
Direktur dan asistennya datang ke ruangan tersebut dan mulai memperkenalkan
diri. Pegawai-pegawai itupun semua tersenyum pada Direktur dan mulai saling
senggol, mengisyaratkan bahwa Direktur adalah orang yang tampan. Hanya ada
sepasang mata yang terpana dan belum berkedip.
“Yoo jung-ah..”
bisik Chung-ha pada hoobae-nya. “Berkediplah.” Kemudian ia tersadar dengan
kata-kata sunbae-nya dan tertunduk. Mereka ada dibarisan depan, jadi dengan
sangat jelas sekali bertatapan dengan Direktur baru.
Direktur itu
melangkah tepat di depan Yoo jung, dan berkata, ”Anda sudah bekerja dengan keras”. Yoo jung masih tertunduk dan
mengikuti teman-temannya yang mengucapkan terima kasih.
~ ~ ~ ~ ~
“Do Yeon-ah,,,”
panggil Yoo jung sambil menyuapkan nasi kemulut.
“Wae?”
“Apakah kau
tidak merasa bahwa Direktur baru kita menakutkan?” sambil menyendok makan
siangnya.
“Ani. Malah
sebaliknya..wajahnya sangat tampan dan so manly.” Dengan mulut penuh nasi.
“Yah! Apa yang
kalian gosipkan hah?!” Tanya Chung Ha yang baru datang dan ikut bergabung
dengan Yoo jung dan Do Yeon. “Apa kau tahu Do Yeon-ah? Yoo jung tadi tidak
berkedip melihat Direktur baru kita.” Chung ha membuka bekalnya.
“Ye. Araseo
sunbae.” Terkikik. “Kalau bukan sunbae yang menyadarkannya, aku yang akan
memukul kepalanya. Itu sangat memalukan sekali.” Menggeleng-gelengkan
kepalanya.
“Jika kau
menyukai Direktur baru kita, jangan terlalu kau perlihatkan dengan nyata.”
“Ani! Aniya!
Kalian tidak tahu saja!” Yoo jung reflex berdiri dan membantah dengan keras, ia
ngambek dan merengut kesal.
“Tahu apa hah?!”
Tanya sunbae-nya ingin mendengar lanjutan dari Yoo jung, tapi Yoo jung tidak
melanjutkannya.
Kalian tidak tahu saja, kata-kata tadi bukan
untuk kalian….tapi...
~ ~ ~ ~ ~
“Anyeong…
hyung…” menjabat kemudian memeluk saudarannya dengan penuh rasa rindu.
“Ottae?” mereka
duduk santai.
“Yah…beginilah…
aku minta bimbinganmu hyung…” tersenyum.
“Mungkin aku
yang harus meminta bimbinganmu, karena jam terbangmu lebih banyak dariku.”
Tertawa.
“Itu tidak sama
dengan di Korea, hyung. Semoga kita bisa bekerja sama. ”
“Semoga.” Mereka
kemudian melakukan toast dan minum.
~ ~ ~ ~ ~
Mobil mewah
berwarna hitam itu melaju kencang, bak pembalap F1 Michael Sumaker. Menerobos
jalanan yang saat itu lumayan senggang, dengan gesit membalap mobil-mobil
didepannya. Kemudian berbelok masuk ke kawasan rumah sakit, memarkir dengan
cekatan dan tepat, layaknya orang yang sangat ahli.
Pengemudi itu
keluar dengan tergesa-gesa dan terus saja melangkahkan kakinya masuk ke rumah
sakit dan segera menuju kamar VVIP yang sudah tersedia dirumah sakit tersebut.
Langkahnya terhenti ketika ia tiba didepan pintu salah satu kamar VVIP.
Pelan-pelan ia membuka pintu tersebut dan masuk dengan langkah yang lembut,
sama sekali berbeda dengan tadi. Ia mulai mendekati ranjang, dan mencoba
melihat apakah si pasien tidur atau terjaga.
“Kau sudah
datang?” ia sedikit terkejut dengan suara itu.
“Ye halmeoni,
aku datang.” Jawabnya sambil mendekat pada pasien.
“Nenek ingin
bicara padamu.” Pasien itu membuka matanya.
~ ~ ~ ~ ~
“Halmeoni…aku
pulang.” Dengan semangat Yoo jung memberitakan bahwa dirinya sudah pulang. Dan
disambut dengan senyum neneknya yang mengembang penuh rasa terima kasih, cucu
satu-satunya selamat sampai rumah.
Rumah yang Yoo
jung tinggali bersama dengan neneknya itu adalah rumah yang kecil dan sudah
menjadi hak milik dari Yoo jung, boleh dikatakan warisan. Orang tua Yoo jung
meninggalkannya sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar, dan neneknya yang
dari desa pindah ke kota untuk mengurus Yoo jung. Maka Yoo jung juga menganggap
neneknya itu sebagai orang tuanya. Nenek Yoo jung sangat takut saat Yoo jung
terdiam, karena saat hari perkabungan orang tuanya Yoo jung kecil tidak
menangis sama sekali, bahkan untuk usia yang sudah mengerti apa arti kematian.
“Kau sudah
pulang?”
“Ye. Halmeoni,
apakah membosankan di rumah sendirian?”
“Ani. Nenek
tidak bosan sama sekali, karena nenek menunggumu pulang dengan sabar.” Menepuk
pipi cucunya dengan lembut.
“Halmeoni, aku
lapar, apakah ada nasi untukku?” bertanya dengan mimic muka manja.
“Selalu ada nasi
untuk cucuku tersayang.”
“Jeongmal?
Karena aku sudah membeli lauk untuk kita. Hari ini aku tidak ingin memasak, dan
asal halmeoni tahu…ini aku beli dari restoran yang baru saja buka dengan harga
promo…” Yoo jung berceloteh panjang lebar dan nenek dengan senang hati
mendengarkan.
~ ~ ~ ~ ~
Nenek sudah
duduk diatas ranjangnya dan si penjenguk duduk dikursi sebelah ranjang pasien.
“Ada hal penting
yang ingin nenek beritahukan padamu Chang kyun-ah.” Cucunya mendengarkan dengan
seksama “Nenek ingin memberikan warisan nenek padamu.”
Seketika itu juga Chang kyun
menatap neneknya, tak percaya dengan apa yang ia dengar.
“Halmeoni, apa
yang halmeoni bicarakan? Warisan apa? Nenek masih hidup dan tidak perlu
membicarakan hal yang tidak masuk akal.” Chang kyun gugup.
“Tidak selamanya
nenek akan ada di dunia ini.” Menatap Chang kyun dengan tegas “Aku tahu kerja
kerasmu diluar negeri. Dan aku juga tahu bahwa kau sangat menginginkan bagian
yang lebih besar dari hyung-mu.” Sorot mata nenek mengisyaratkan bahwa tidak
ada yang tidak ia tahu. “Jika kau ingin mendapatkannya. Kau harus menikah Chang
kyun-ah.” Perkataan nenek menggelegar ditelinganya.
“Halmeoni,
kenapa tidak Ki Hyun hyung saja yang melakukannya?”
“Wae? Apa kau
tidak bisa melakukannya?” nenek menyunggingkan senyum. “Kau adalah cucu yang ku
pilih untuk meneruskan perusahaan. Tidak ada orang yang bisa mengubah
keputusanku.”
“Kau dan Ki Hyun adalah orang
yang sama. Kalian bukan cucu kandungku. Dan itu bukan rahasia lagi. Jika kau
ingin bagian yang lebih besar, maka kau bisa menandatanganinya untukku.” Nenek
menyodorkan sebuah dokumen pada Chang kyun. “Tanda tanganilah dokumen itu, maka
semua akan menjadi milikmu.”
“Halmeoni, ini
bukanlah hal yang benar.” Chang kyun sedikit goyah dalam nada suaranya sambil
menatap dokumen yang dipegangnya.
“Aku tahu, kau
menginginkannya. Apa kau merasa sungkan dengan hyung-mu?” Chang kyun terdiam,
dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari nenek. Tidak memungkiri ada rasa
sungkan dalam dirinya. “Chang kyun-ah, Ki Hyun sudah menemukan keluarganya.
Bisnis ayahnya berjalan dengan lancar. Secara hukum, Ki Hyun sudah berkumpul
dengan keluarganya, keluarga yang sebenarnya.” Nenek menggenggam tangan Chang
kyun. “Hanya kau cucu sah nenek, sah secara hukum. Karena nenek tidak punya
pewaris maka kau satu-satunya harapan nenek. Dengan kondisi seperti ini, banyak
pemegang saham yang akan memulai aksi mereka. Jika aku tidak mewariskan pada
kau maupun Ki Hyun maka mereka akan berebut.”
Chang kyun
teringat, bahwa ia bukanlah cucu nenek yang sebenarnya. Ia diangkat oleh nenek
sebagai cucunya, sesaat setelah kecelakaan yang ia alami bersama dengan orang
tuanya, dan hal itu menyebabkan orang tua Chang kyun meninggal. Nenek
membawanya pulang ke rumah dan memperkenalkannya pada Ki Hyun yang akan menjadi
hyung-nya mulai detik itu. Chang kyun merasa beruntung bisa diadopsi oleh
nenek.
“Maukah kau
melakukannya untukku?” nenek bertanya dengan penuh harap.
bersambung
bersambung