Selasa, 07 Juni 2016

(ori) BE MY WIFE part 1





Cast :   Choi Yoo Jung           (I.O.I, Produce 101)
            Im Chang Kyun         (Monsta X)
            Yoo Ki Hyun             (Monsta X)
            Kim Do Yeon            (I.O.I, Produce 101)
            Yoo Yeun Jung          (I.O.I, Produce 101)
            Chani                         (Neo School)
            Chung Ha                  (I.O.I, Produce 101)
            Shownu                     (Monsta X)
            Min Hyuk                  (Monsta X)
            MJ                             (Astro)

Genre :            Roman, Family, Friend, Adult




1.

Pulsanghae…mengapa cinta setulus itu ditolak? Batinnya dalam hati, sedang mendengarkan pernyataan cinta seorang laki-laki pada wanita pujaannya. Jika aku yang dibegitukan, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Mulai berkhayal, bahkan ia lupa apa yang seharusnya ia kerjakan.
Tiba-tiba bunyi langkah suara mendekat ke arahnya, ia mulai tersentak dan gugup. Tanpa pikir panjang ia mulai berlari kecil karena takut ketahuan kalau dia menguping pembicaraan sepasang kekasih itu. Dan tanpa sengaja ia menendang ember yang berisi air sehinga menimbulkan suara dan membuat celana juga sepatunya menjadi basah. Tapi ia berhasil menyelamatkan diri, sehingga ia tidak kepergok.

~ ~ ~ ~ ~

“Yah! Yoo jung-ah! Darimana saja kau hah?!” Tanya Chung-ha sunbae. Yoo jung membungkuk meminta maaf. “Cepat kita harus berkumpul, karena kepala Kim ingin memberi pengumuman pada kita.”
Mereka berdua kemudian berkumpul di ruangan pegawai cleaning service. Teman-teman se-profesi dengan mereka sudah berkumpul, dan kepala Kim sudah ada didepan.

“Anak-anak… Cepat! Cepat! Cepat! Atur barisan kalian!” kepala Kim berteriak untuk menertibkan. Sambil membuat barisan, para pegawai wanita itu malah asyik berkasak-kusuk ria. “Yah! Kalian pasti bertanya-tanya.” Pak Kim sepertinya tahu apa yang dikasak-kusukan. “Hari ini, ada Direktur yang mau melihat kita. Ini suatu kebanggaan dan kehormatan untuk kita.” Mukanya semangat walaupun ditahan. “Kita tunggu sebentar, Direktur sedang menuju kemari.”

Tak berapa lama Direktur dan asistennya datang ke ruangan tersebut dan mulai memperkenalkan diri. Pegawai-pegawai itupun semua tersenyum pada Direktur dan mulai saling senggol, mengisyaratkan bahwa Direktur adalah orang yang tampan. Hanya ada sepasang mata yang terpana dan belum berkedip.

“Yoo jung-ah..” bisik Chung-ha pada hoobae-nya. “Berkediplah.” Kemudian ia tersadar dengan kata-kata sunbae-nya dan tertunduk. Mereka ada dibarisan depan, jadi dengan sangat jelas sekali bertatapan dengan Direktur baru.

Direktur itu melangkah tepat di depan Yoo jung, dan berkata, ”Anda sudah bekerja dengan keras”. Yoo jung masih tertunduk dan mengikuti teman-temannya yang mengucapkan terima kasih.

~ ~ ~ ~ ~

“Do Yeon-ah,,,” panggil Yoo jung sambil menyuapkan nasi kemulut.

“Wae?”

“Apakah kau tidak merasa bahwa Direktur baru kita menakutkan?” sambil menyendok makan siangnya.

“Ani. Malah sebaliknya..wajahnya sangat tampan dan so manly.” Dengan mulut penuh nasi.

“Yah! Apa yang kalian gosipkan hah?!” Tanya Chung Ha yang baru datang dan ikut bergabung dengan Yoo jung dan Do Yeon. “Apa kau tahu Do Yeon-ah? Yoo jung tadi tidak berkedip melihat Direktur baru kita.” Chung ha membuka bekalnya.

“Ye. Araseo sunbae.” Terkikik. “Kalau bukan sunbae yang menyadarkannya, aku yang akan memukul kepalanya. Itu sangat memalukan sekali.” Menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Jika kau menyukai Direktur baru kita, jangan terlalu kau perlihatkan dengan nyata.”

“Ani! Aniya! Kalian tidak tahu saja!” Yoo jung reflex berdiri dan membantah dengan keras, ia ngambek dan merengut kesal.

“Tahu apa hah?!” Tanya sunbae-nya ingin mendengar lanjutan dari Yoo jung, tapi Yoo jung tidak melanjutkannya.

Kalian tidak tahu saja, kata-kata tadi bukan untuk kalian….tapi...

~ ~ ~ ~ ~

“Anyeong… hyung…” menjabat kemudian memeluk saudarannya dengan penuh rasa rindu.

“Ottae?” mereka duduk santai.

“Yah…beginilah… aku minta bimbinganmu hyung…” tersenyum.

“Mungkin aku yang harus meminta bimbinganmu, karena jam terbangmu lebih banyak dariku.” Tertawa.

“Itu tidak sama dengan di Korea, hyung. Semoga kita bisa bekerja sama. ”

“Semoga.” Mereka kemudian melakukan toast dan minum.

~ ~ ~ ~ ~

Mobil mewah berwarna hitam itu melaju kencang, bak pembalap F1 Michael Sumaker. Menerobos jalanan yang saat itu lumayan senggang, dengan gesit membalap mobil-mobil didepannya. Kemudian berbelok masuk ke kawasan rumah sakit, memarkir dengan cekatan dan tepat, layaknya orang yang sangat ahli.
Pengemudi itu keluar dengan tergesa-gesa dan terus saja melangkahkan kakinya masuk ke rumah sakit dan segera menuju kamar VVIP yang sudah tersedia dirumah sakit tersebut. Langkahnya terhenti ketika ia tiba didepan pintu salah satu kamar VVIP. Pelan-pelan ia membuka pintu tersebut dan masuk dengan langkah yang lembut, sama sekali berbeda dengan tadi. Ia mulai mendekati ranjang, dan mencoba melihat apakah si pasien tidur atau terjaga.

“Kau sudah datang?” ia sedikit terkejut dengan suara itu.

“Ye halmeoni, aku datang.” Jawabnya sambil mendekat pada pasien.

“Nenek ingin bicara padamu.” Pasien itu membuka matanya.

~ ~ ~ ~ ~

“Halmeoni…aku pulang.” Dengan semangat Yoo jung memberitakan bahwa dirinya sudah pulang. Dan disambut dengan senyum neneknya yang mengembang penuh rasa terima kasih, cucu satu-satunya selamat sampai rumah.
Rumah yang Yoo jung tinggali bersama dengan neneknya itu adalah rumah yang kecil dan sudah menjadi hak milik dari Yoo jung, boleh dikatakan warisan. Orang tua Yoo jung meninggalkannya sejak ia masih duduk dibangku sekolah dasar, dan neneknya yang dari desa pindah ke kota untuk mengurus Yoo jung. Maka Yoo jung juga menganggap neneknya itu sebagai orang tuanya. Nenek Yoo jung sangat takut saat Yoo jung terdiam, karena saat hari perkabungan orang tuanya Yoo jung kecil tidak menangis sama sekali, bahkan untuk usia yang sudah mengerti apa arti kematian.

“Kau sudah pulang?”

“Ye. Halmeoni, apakah membosankan di rumah sendirian?”

“Ani. Nenek tidak bosan sama sekali, karena nenek menunggumu pulang dengan sabar.” Menepuk pipi cucunya dengan lembut.

“Halmeoni, aku lapar, apakah ada nasi untukku?” bertanya dengan mimic muka manja.

“Selalu ada nasi untuk cucuku tersayang.”

“Jeongmal? Karena aku sudah membeli lauk untuk kita. Hari ini aku tidak ingin memasak, dan asal halmeoni tahu…ini aku beli dari restoran yang baru saja buka dengan harga promo…” Yoo jung berceloteh panjang lebar dan nenek dengan senang hati mendengarkan.

~ ~ ~ ~ ~

Nenek sudah duduk diatas ranjangnya dan si penjenguk duduk dikursi sebelah ranjang pasien.

“Ada hal penting yang ingin nenek beritahukan padamu Chang kyun-ah.” Cucunya mendengarkan dengan seksama “Nenek ingin memberikan warisan nenek padamu.”
Seketika itu juga Chang kyun menatap neneknya, tak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Halmeoni, apa yang halmeoni bicarakan? Warisan apa? Nenek masih hidup dan tidak perlu membicarakan hal yang tidak masuk akal.” Chang kyun gugup.

“Tidak selamanya nenek akan ada di dunia ini.” Menatap Chang kyun dengan tegas “Aku tahu kerja kerasmu diluar negeri. Dan aku juga tahu bahwa kau sangat menginginkan bagian yang lebih besar dari hyung-mu.” Sorot mata nenek mengisyaratkan bahwa tidak ada yang tidak ia tahu. “Jika kau ingin mendapatkannya. Kau harus menikah Chang kyun-ah.” Perkataan nenek menggelegar ditelinganya.

“Halmeoni, kenapa tidak Ki Hyun hyung saja yang melakukannya?”

“Wae? Apa kau tidak bisa melakukannya?” nenek menyunggingkan senyum. “Kau adalah cucu yang ku pilih untuk meneruskan perusahaan. Tidak ada orang yang bisa mengubah keputusanku.”
“Kau dan Ki Hyun adalah orang yang sama. Kalian bukan cucu kandungku. Dan itu bukan rahasia lagi. Jika kau ingin bagian yang lebih besar, maka kau bisa menandatanganinya untukku.” Nenek menyodorkan sebuah dokumen pada Chang kyun. “Tanda tanganilah dokumen itu, maka semua akan menjadi milikmu.”

“Halmeoni, ini bukanlah hal yang benar.” Chang kyun sedikit goyah dalam nada suaranya sambil menatap dokumen yang dipegangnya.

“Aku tahu, kau menginginkannya. Apa kau merasa sungkan dengan hyung-mu?” Chang kyun terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan dari nenek. Tidak memungkiri ada rasa sungkan dalam dirinya. “Chang kyun-ah, Ki Hyun sudah menemukan keluarganya. Bisnis ayahnya berjalan dengan lancar. Secara hukum, Ki Hyun sudah berkumpul dengan keluarganya, keluarga yang sebenarnya.” Nenek menggenggam tangan Chang kyun. “Hanya kau cucu sah nenek, sah secara hukum. Karena nenek tidak punya pewaris maka kau satu-satunya harapan nenek. Dengan kondisi seperti ini, banyak pemegang saham yang akan memulai aksi mereka. Jika aku tidak mewariskan pada kau maupun Ki Hyun maka mereka akan berebut.”
Chang kyun teringat, bahwa ia bukanlah cucu nenek yang sebenarnya. Ia diangkat oleh nenek sebagai cucunya, sesaat setelah kecelakaan yang ia alami bersama dengan orang tuanya, dan hal itu menyebabkan orang tua Chang kyun meninggal. Nenek membawanya pulang ke rumah dan memperkenalkannya pada Ki Hyun yang akan menjadi hyung-nya mulai detik itu. Chang kyun merasa beruntung bisa diadopsi oleh nenek.

“Maukah kau melakukannya untukku?” nenek bertanya dengan penuh harap.

bersambung